Manajemen Pemberian Pakan pada Budidaya Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) di Desa Klatakan, Situbondo, Jawa Timur
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Manajemen Pemberian Pakan pada Budidaya Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) di Desa Klatakan, Situbondo, Jawa Timur
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutattus) DI DESA KLATAKAN, SITUBONDO JAWA TIMUR.: Manajemen Pemberian paka ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus) |
|
Creator |
Fitriadi, Ren
Palupi, Mustika Kusuma, Baruna Galang Prakosa, Dimas |
|
Subject |
Manajeman pakan
ikan kerapu pakan alami |
|
Description |
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki habitat asli di perairan laut dan merupakan ikan karang. Penelitian ini dilaksanakan di unit usaha kelola benih unggul Desa Klatakan, Pecaron Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Populasi penelitian ini menggunakan 3 bak pemeliharaan larva dan 20 bak kolam pakan alami. Teknik pengambilan sampel dengan cara langsung dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Larva D2-D30 kerapu macan diberi pakan jenis rotifer dengan kepadatan 3-10 individu/ml, Nauplius Artemia salina diberikan saat larva D 15 hingga D35 selanjutnya udang rebon diberikan pada saat larva D26-50. Dosis pemberian VIT C 1%. Dosis pemberian baik untuk rotifer dan naplius Artemia salina adalah 0,6 ppt. Nilai HR (Hatching rate) telur mencapai 80%. Tingkat kematian tertinggi pada hari D3 sebanyak 50 %.
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki habitat asli di perairan laut dan merupakan ikan karang. Penelitian ini dilaksanakan di unit usaha kelola benih unggul Desa Klatakan, Pecaron Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Populasi penelitian ini menggunakan 3 bak pemeliharaan larva dan 20 bak kolam pakan alami. Teknik pengambilan sampel dilakukan peneliti dengan cara mengikuti kegiatan di lapangan, sensus dan mendatangi responden secara langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Larva D2-D30 kerapu macan diberi pakan jenis rotifer dengan kepadatan 3-10 individu/ml, Nauplius Artemia salina diberikan saat larva D 15 hingga D35 selanjutnya udang rebon diberikan pada saat larva D26-50. Dosis pemberian VIT C 1%. Dosis pemberian baik untuk rotifer dan naplius Artemia salina adalah 0,6 ppt. Nilai HR (Hatching rate) telur mencapai 80%. Tingkat kematian tertinggi pada hari D3 sebanyak 50 %. |
|
Publisher |
Faculty of Science and Technology University Ibrahimy
|
|
Date |
2020-10-22
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/JSAPI/article/view/752
10.35316/jsapi.v11i2.752 |
|
Source |
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan; Vol. 11 No. 2 (2020): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan; 66-70
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan; Vol 11 No 2 (2020): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan; 66-70 2503-2283 2086-3861 10.35316/jsapi.v11i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/JSAPI/article/view/752/811
|
|
Rights |
Copyright (c) 2020 Ren Fitriadi, Mustika Palupi, Baruna Kusuma, Dimas Galang Prakosa
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 |
|