Metode Studi Ilmu Al-Qur’an Kontemporer: Respon Terhadap Pandangan Orientalis Pada Al-Qur’an
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Metode Studi Ilmu Al-Qur’an Kontemporer: Respon Terhadap Pandangan Orientalis Pada Al-Qur’an
|
|
Creator |
Nugroho, Irzak Yuliardy
Imam Syafi'i |
|
Description |
Abstract The historical nature of the Qur'an led to the emergence of hermeneutical ideas and theories (methods of interpretation). This theory is a very urgent effort to be developed in understanding the meaning of the Qur'an as a whole. The hope is that the theological and legal ethical parts can be placed in a unified whole (total). Through this method, a weltanschauung (worldview) of the Qur'an can be formulated and understood. If humans want to think optimally and want to use their rational mind, they will realize that in fact the greatest blessing of the Qur'an is the thought and understanding of the intentions and meanings contained therein to then realize their ideas in actions that are both religious and spiritual. . In this case, then Sahiron Syamsuddin, mapped the flow of contemporary Qur'anic study methods into three groups: a) The traditionalist quasi-objectivist view; b) The modernist quasi-objectivist view; c) Subjectivist views. The study of the science of the Qur'an in the West was first carried out by the Orientalism group, which at the beginning of its emergence was closely related to the psycho-historical relationship between Islam and the West in the intellectual, trade and war fields. Therefore, the study of the science of the Qur'an in the study of orientalism is not only oriented to the emotional-intellectual relationship, but also the emotional-political east, namely in order to facilitate the political expansion of the West towards the East. But along with the times, orientalism in the end moved purely on an objective-independent study of the east. The flow of orientalism, at least, goes through three periods, namely the period before the crusades, the crusades to the European enlightenment period, and the last period from the enlightenment to modern times. This is marked by the presence of orientalists in the East (Islam) who also functioned as colonial advisors, in addition to conducting scientific studies. Keywords: Al-Qur’an, Hermeneutics, Contemporary. Abstrak Sifat Al-Qur’an yang bersifat historis menyebabkan munculnya gagasan dan teori hermeneutika (metode penafsiran). Teori ini menjadi kerja-usaha yang sangat mendesak untuk dikembangkan dalam memahami makna Al-Qur’an secara utuh. Harapannya, bagian-bagian teologis dan etika legalnya dapat ditempatkan dalam keseluruhan (totalitas) yang padu. Melalui metode ini, sebuah weltanschauung (pandangan dunia) Al-Qur’an dapat dirumuskan dan dipahami. Bila manusia mau berpikir secara optimal dan mau memanfaatkan akal rasionalnya, ia akan menyadari bahwa sesungguhnya berkah Al-Qur’an yang teramat besar adalah pemikiran dan pemahaman maksud-maksud serta makna yang terkandung di dalamnya untuk kemudian mewujudkan gagasannya dalam perbuatan yang bersifat keagamaan dan keduaniaan. Dalam hal ini, kemudian Sahiron Syamsuddin, memetakan aliran metode studi qur’an kontemporer menjadi tiga kelompok: a) Pandangan quasi- obyektivis tradisionalis; b) Pandangan quasi-obeyektivis modernis; c) Pandangan aliran subyektivis. Studi ilmu al-Qur’an di Barat pertama kali dilakukan oleh kelompok Orientalisme yang pada awal kemunculannya berkaitan erat dengan psiko- historis hubungan Islam dan Barat di bidang intelektual, perdagangan dan peperangan. Oleh karena itu, studi ilmu al-Qur’an dalam kajian orientalisme tidak hanya berorientasi pada hubungan emosi-intelektual, melainkan juga emosi-politis ketimuran, yaitu dalam rangka memperlancar ekspansi politik Barat terhadap Timur. Tetapi seiring perkembangan zaman, orientalisme pada akhirnya bergerak murni pada kajian ketimuran secara obyektif- independen. Alur perjalanan orientalisme itu, setidaknya, melalui tiga periode, yaitu periode sebelum perang salib, perang salib hingga masa pencerahan Eropa, dan periode terakhir adalah mulai pencerahan hingga zaman modern. Hal ini ditandai dengan kehadiran para orientalis di Timur (Islam) yang juga berfungsi sebagai penasehat kolonial, disamping melakukan kajian-kajian ilmiah. Kata Kunci : Al-Qur’an, Hermeneutika, Kontemporer. |
|
Publisher |
Fakultas Syariah Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan
|
|
Date |
2022-02-07
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/assyariah/article/view/641
10.55210/assyariah.v8i1.641 |
|
Source |
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam; Vol 8 No 1 (2022): Asy-Syari'ah: Jurnal Hukum Islam, Januari 2022; 88-106
2548-5903 2460-3856 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/assyariah/article/view/641/536
|
|
Rights |
Copyright (c) 2022 Irzak Yuliardy Nugroho, Imam Syafi'i
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 |
|