REALITAS KONSTRUKSI SOSIAL: KEKUASAAN KIAI DALAM MENGONSTRUKSI KELUARGA SAKINAH PADA MASYARAKAT NGAWI
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial
View Archive InfoField | Value | |
Title |
REALITAS KONSTRUKSI SOSIAL: KEKUASAAN KIAI DALAM MENGONSTRUKSI KELUARGA SAKINAH PADA MASYARAKAT NGAWI
|
|
Creator |
Al Farizi, Mudrik
|
|
Subject |
Kata Kunci
konstruksi sosial kiai keluarga sakinah. |
|
Description |
AbstrakSakinah sebagai salah satu kebudayaan yang terlahir di tengah dinamika sosial memiliki dua dimensi secara simultan: obyektif dan subyektif. Masyarakat sebagai instrumen dalam menciptakan realitas obyektif, secara terus-menerus membangun obyektifitas sakinah melalui proses eksternalisasi. Pada saat yang bersamaan, proses tersebut juga mempengaruhi kesadaran subyektif mereka melalui momen internalisasi. Sakinah sebagai kebudayaan dalam masyarakat merupakan konsep yang sedang terbentuk; ia bukan sebuah realitas kebudayaan yang final. Masa depan konstruksi keluarga sakinah akan selalu bergantung pada proses dialektis yang dilakonkan oleh instrumen-instrumen pembentuknya (kiai dan masyarakat). Proses dialektis dalam konstruksi realitas ini termanifestasikan dalam tiga momen: eksternalisasi, obyektifikasi, dan internalisasi. Mayoritas Kiai memandang bahwa keteladanan keluarga sakinah yang direpresentasikan kiai akan memiliki dampak yang lebih kuat daripada dakwah melalui retorika yang biasanya mudah dilupakan; tak berbekas. Argumentasi yang disampaikan kiai biasanya merujuk pada falsafah lisan al-hal afs}ah} min lisan al-maq. Keteladanan seperti ini bagi mereka adalah sebuah amanah yang dibebankan Allah. Kiai (atau biasa juga disebut ulama) yang secara struktural adalah pewaris nabi memang sangat pantas untuk mengemban dan mewarisi tugas nabi: menjadi uswah hasanah. H}ujjah-h}ujjah seperti inilah yang memotivasi mereka untuk menjadi garda depan sekaligus uswah untuk membumikan sakinah dalam institusi keluarga. Kiai bersama masyarakat menciptakan sebuah produk konsep sakinah yang berlangsung secara terus-menerus, sepanjang eksternalisasinya masih berlangsung. Pada tahapan momen ini kiai dan masyarakat membayangkan bahwa konsep sakinah benar-benar kenyataan di luar dirinya.Kiat-kiat dalam kosntruksi keluarga sakinah seolah telah terpisah dari masyrakat, bahkan kiai. Nilai sakinah yang digambarkan kiaisebagai tatanan keluarga yang saling menghormati, mengerti peran dan tanggung jawab dalam keluarga, mengedepankan musyawarah, dan  menyelesaikan konflik keluarga dengan win-win solution sungguh telah menjadi kenyataan obyektif . Kata Kunci : konstruksi sosial, kiai, keluarga sakinah.
|
|
Publisher |
Institut Agama Islam Ngawi
|
|
Date |
2019-03-31
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/337
10.5281/zenodo.3701252 |
|
Source |
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol. 13 No. 1 (2019): MARET; 60 - 71
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol 13 No 1 (2019): MARET; 60 - 71 2502-213X 2089-3426 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/337/167
|
|
Rights |
Copyright (c) 2019 Mudrik Al Farizi
|
|