Record Details

INSTRUMEN DAKWAH MENURUT JALALUDDIN RAKHMAT

Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title INSTRUMEN DAKWAH MENURUT JALALUDDIN RAKHMAT
 
Creator Al Farizi, Mudrik
 
Subject Kata Kunci
Dakwah dan Jalaludin Rakhmat
 
Description Abstrak Islam sebagai agama dakwah mewajibkan setiap pemeluknya untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Lebih jelasnya setiap anak Adam yang beragama Islam (muslim) tak terkecuali, sesungguhnya adalah juru dakwah yang mengemban tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat yang kompleks dengan persoalan-persoalan kehidupan. Tugas dakwah yang demikian berat dan luhur itu mencakup pada dua aspek yaitu amar ma’ruf dan nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran). Dalam buku Agama dan Analisis Sosial, Roland Roberston mengatakan bahwa agama adalah benteng moralitas bagi umat, karena lewat agama diatur bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia dan antar umat manusia dengan Tuhanya. Seperti juga dalam agama Islam, agama adalah petunjuk bagi manusia agar manusia senantiasa terkontrol dalam tingkah laku yang luhur, saling menghormati, memahami, mengasihi, dan mencintai kehidupan sesama.Jalaluddin lebih mendahulukan akhlak ketimbang yang lain. Pertama adalah, bahwa perhatian umat terhadap fiqih sudah terlalu dalam. Banyak organisasi keagamaan didirikan atas dasar fiqih. Sebagai contoh beberapa organisasi keagamaan di Indonesia seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, al-Irsyad, dan lain-lain banyak dilatarbelakangi oleh perbedaan pemahaman fiqih pada pendirinya. Kedua, kebenaran yang ditawarkan fiqih, seperti yang diklaim sejumlah pengikut fanatiknya, lebih bersifat tunggal (meskipun fiqih sendiri sejatinya bersifat plural). Paradigma fiqih menganjurkan untuk menunggalkan mazhab. Dari sinilah tercipta kristalisasi pendapat ulama fiqih yang mengarah pada pengkudusan dan sakralisasi pemikiran (taqdis al-afkar). Fiqih diangkat dari pendapat para ulama ke satu tingkat sejajar dengan al-Quran dan Sunnah. Fiqih yang sangat manusiawi serkarang memiliki status ilahi—suci, tak boleh dibantah, dan pasti benar. Dari situ muncullah keinginan untuk menyatukan mazhab. Ketiga, (akibat dari dua faktor pertama) muncul pertentangan dan perpecahan di kalangan umat Islam akibat dari ketatnya pola pemahaman fiqih di antara mereka. Sakralisasi pemikiran ulama fiqih berujung pangkal pada munculnya perseteruan hebat antara kelompok umat (Islam) yang satu dengan yang lain. Kata Kunci : Dakwah dan Jalaludin Rakhmat
 
Publisher Institut Agama Islam Ngawi
 
Date 2019-03-10
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
 
Format application/pdf
 
Identifier https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/331
 
Source Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol. 12 No. 2 (2018): SEPTEMBER; 208-228
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER; 208-228
2502-213X
2089-3426
 
Language ind
 
Relation https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/331/161
 
Rights Copyright (c) 2019 Mudrik Al Farizi