MENUMBUHKAN RASA KASIH SAYANG DALAM MENANGANI ANAK BERMASALAH
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial
View Archive InfoField | Value | |
Title |
MENUMBUHKAN RASA KASIH SAYANG DALAM MENANGANI ANAK BERMASALAH
|
|
Creator |
Muasomah, Luluk
|
|
Subject |
Kasih Sayang dan Anak Nakal
|
|
Description |
Ada beberapa perilaku siswa yang dianggap bermasalah, sebagian mereka yang suka mencuri, suka mengumpat, tidak mandi berhari-hari, berbohong, dan menganggu siswa-siswi yunior. Mencuri di sekolah pada umumnya sebuah tindakan komunal yang dilakukan bersama-sama. Dan ini berindikasi bahwa pencurian dilakukan untuk mencoba-coba, dan menunjukan sikap keberanian, dan kepemimpinan sebagai faktor penyebab pencurian ini.Jika ada kebiasaan anak suka mencuri di sekolah bisanya dilakukan secara komunal, bersama-sama. Pencurian komunal mengindikasikan bahwa mencuri dilakukan lantaran untuk mencoba-coba, menunjukkan keberanian, dan kepemimpinan. Di Summerhill jarang terjadi pencurian yang dilakukan seorang diri. Anak yang sebelumnya suka mencuri kelak ketika umur mereka tiga belas tahun akan berhenti mencuri. Dengan demikian kebebasan dan kasih sayang, telah melahirkan kebahagian. Dan hanya itulah yang dibutuhkan untuk membentuk generasi muda yang sehat secara mental dan jasmani. Hanya kebebasan dan kasih sayang yang dibutuhkan setiap anak, baik anak-anak normal maupun anak-anak yang bermasalah.Sikap dan tabiat seorang anak sangat ditentukan oleh sikap dan tabiat orang tua. Anak yang terbiasa melihat orang tua berbohong maka suatu keniscayaan jika anak tumbuh sebagai seorang pembohong. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang normal maka menjadi sebuah keniscayaan pula jika mereka tumbuh secara normal. Hukuman-bagi anak-anak nakal ditentukan oleh anggota komunitas Summerhill dalam Rapat Umum. Pernah pada sebuah Rapat Umum ada anak yang dilaporkan karena menjual berbagai pakaian. Hal itu dilarang di Summerhill dengan alasan tidak adil terhadap orang tua yang telah membelikan pakaian itu dan juga tidak adil bagi sekolah karena ketika mereka pulang orang tua mereka akn menyalahjkan sekolah. Anak tersebut dihukum tidak boleh naik lantai atas selama dua hari dan harus tidur pada pukul 20.00, anak itu menerima hukuman tanpa protes. Pada dasrnya anak-anak tidak akan merasa tertekan dan dendam terhadap hukuman yang mereka tentukan sendiri. Anak-anak akan merasa tertekan ketika hukuman adalah menjadi otoritas orang dewasa. Di Summerhill semua anggota komunitas mempunyai hak yang sama sehingga anak-anak tidak akan merasa dendam dengan hukuman yang mereka terima.  Â
|
|
Publisher |
Institut Agama Islam Ngawi
|
|
Date |
2015-09-01
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
"application/pdf"
|
|
Identifier |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/85
|
|
Source |
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol. 9 No. 2 (2015): September; 181-197
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol 9 No 2 (2015): September; 181-197 2502-213X 2089-3426 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/85/67
|
|
Rights |
Copyright (c) 2015 Luluk Muasomah
|
|