Pragmatisme dalam Filsafat Kontemporer: Analisa atas pemikiran Charles S. Peirce
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Pragmatisme dalam Filsafat Kontemporer: Analisa atas pemikiran Charles S. Peirce
|
|
Creator |
Mustaqim, Mustaqim
|
|
Subject |
Filsafat kontemporer
charles Pierce |
|
Description |
Filsafat menurut bahasa berasal dari Griek (Yunani) berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), “Mahabatul Hikmah†pecinta ilmu pengetahuan. Filsafat menurut term: ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan). Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.Secara istilah, Penulis mengutip pendapat Muhtar yahya bahwa berfikir filsafat ialah “pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti bertujuan hanya mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia dan dibalik alamâ€.Pragmatisme dalam Filsafat Kontemporer: Dalam bidang filsafat ilmu, pemikiran Charles Sanders Peirce merupakan suatu hal yang mendasar bagi siapa saja yang berminat mengkaji Islam, karena akar pemikiran studi agama terdapat dalam struktur pemikiran Peirce. Dikenal sebagai perintis dan tokoh utama aliran filsafat pragmatisme. Pierce juga termasuk salah satu pioner dalam logika matematika abad ke-19. Secara profesional, ia adalah seorang ilmuwan praktisi ahli geodesi, astronomi, dan kimia. Epistemologi Peirce berlatar belakang prgamatis dan ahli logika, epistemologinya banyak disampaikan melalui logikanya, oleh karenanya epitemologi Peirce digolongkan sebagai epistemologi kontemporer. Peirce dengan filsafat pragmatisme (filsafat bertindak), memandang bahwa; suatu hipotesa dianggap benar apabila mendatangkan manfaat. Pragmatisme dikatagorikan dalam teori kebenaran. Peirce membagi kebenaran menjadi dua, yakni kebenaran transendental dan kebenaran kompleks. Kebenaran kompleks terdiri dari kebenaran etis (psikologis) yaitu keselarasan pernyataan dengan apa yang diyakini si pembicara, dan kebenaran logic (literal) yaitu keselarasan pernyataan dengan realitas yang didefinisikan. Dari kritiknya terhadap tiga filosof Eropah Rene Descartes, John Locke dan Darwin, Peirce menggagas teori baru The New Logic dan The Logic of Inquiry, ia menggagas lima konstruksi pemikiran, yaitu; belief, habit of mind, doubt, inquiry (research), and the new logic of theory. Sedangkan usaha mencari keyakinan yang benar dengan cara; a priori, trial and error, otoritas, serta melalui metode ilmiah dan investigasi.
|
|
Publisher |
Institut Agama Islam Ngawi
|
|
Date |
2012-09-01
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
"application/pdf"
|
|
Identifier |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/40
|
|
Source |
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol. 3 No. 1 (2012): (SEPTEMBER 2012); 70-91
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial; Vol 3 No 1 (2012): SEPTEMBER; 70-91 2502-213X 2089-3426 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/40/29
|
|
Rights |
Copyright (c) 2012 Mustaqim Mustaqim
|
|