Record Details

PENGUATAN IMAN MELALUI PENGHAYATAN AGAMA DAN KETRAMPILAN EKONOMI KREATIF DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI KIMIA RUMAH TANGGA UNTUK WARGA TAMBAK LOROK SEMARANG UTARA

Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title PENGUATAN IMAN MELALUI PENGHAYATAN AGAMA DAN KETRAMPILAN EKONOMI KREATIF DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI KIMIA RUMAH TANGGA UNTUK WARGA TAMBAK LOROK SEMARANG UTARA
 
Creator Thowaf, Siti Munawaroh
Hidayah, Malikhatul
Arikhah, Arikhah
 
Subject iman, ekonomi kreatif, dan kimia rumah tangga
 
Description Masyarakat Tambak Lorok adalah masyarakat nelayan dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dengan kehidupan nelayan yang keras. Di Tambak Lorok sebagian besar warganya beragama Islam. Meski demikian derasnya arus globalisasi yang membawa dampak pragmatisme dibarengi dengan kegiatan misionaris di daerah ini nampaknya mampu secara pelan-pelan menggerus benteng keimanan sebagian warganya. Kenyataan bahwa mulai sepinya aktifitas keagamaan oleh kalangan muda, dan satu demi satu kaum muslimin berpindah keyakinan, adalah hal yang sangat mencengangkan dan tidak boleh dianggap remeh. Apalagi, jika dirunut dari sejarah perpindahan keyakinan mereka itu adalah karena faktor ekonomi. Untuk menyelamatkan aqidah mereka sangatlah diperlukan dampingan untuk menguatkan iman sekaligus ekonomi melalui pelatihan ekonomi kreatif. Warga muslimat dilatih memproduksi teknologi kimia rumah tangga, hal ini dimaksudkan sebagai kail untuk kegiatan yang bernilai ekonomi. Terbukti mereka mampu memproduksi shampo, detergen, pembersih keramik, karbol/pembersih kamar mandi dan lain-lain. Program ini telah mampu membuat perubahan. Hal ini sangat kelihatan ketika pertama dikenalkan tentang teknologi kimia, jenis zat-zat dan manfaatnya, mereka sangat tertarik dan bersemangat, banyak bertanya terkait dengan kecantikan kulit, memutihkan wajah, menghitamkan rambut dan lain-lain yang sangat duniawi, namun ketika pertemuan berikut setelah disentuh dengan penghayatan tentang makna syahadat, hakekat iman, pada pertemuan berikutnya mereka sudah tidak lagi “memburu” kecantikan lahir. Begitupun dengan penghormatan kepada makhluk lain. Mulai menghargai tanaman sebagai sesuatu yang dibutuhkan, oleh karenanya perlu dipelihara (dirumati-jawa) dengan cara disirami air. Pada intinya keimanannya secara pelan telah “mengaktual” dalam perbuatan nyata. Dengan begitu tidak mudah berpindah keyakinan menjadi murtad karena tergiur oleh iming-iming duniawi.
 
Publisher LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo
 
Contributor
 
Date 2016-04-21
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
 
Format application/pdf
 
Identifier https://journal.walisongo.ac.id/index.php/dimas/article/view/736
10.21580/dms.2015.151.736
 
Source Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan; Vol. 15 No. 1 Tahun 2015; 57-70
2502-9428
1411-9188
 
Language eng
 
Relation https://journal.walisongo.ac.id/index.php/dimas/article/view/736/652
 
Rights Copyright (c) 2016 Siti Munawaroh Thowaf, Malikhatul Hidayah, Arikhah Arikhah