Pendampingan Peningkatan Mutu Madrasah melalui Pembelajaran Aktif dan Manajemen Sekolah
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Pendampingan Peningkatan Mutu Madrasah melalui Pembelajaran Aktif dan Manajemen Sekolah
|
|
Creator |
Rizal, Daviq
|
|
Subject |
Pakem; Pembelajaran kontekstual; Manajemen Berbasis Sekolah
|
|
Description |
Active, Creative, Effective and Enjoyable Learning (PAKEM) is a contextual learning model that involves at least four main principles in the learning process. First, the interaction process (students interact actively with teachers, fellow students, multimedia, references, environment, etc.). Second, the communication process (students communicate their learning experiences with teachers and other student colleagues through stories, dialogues or through role-play simulations). Third, the reflection process (students rethink the meaning of what they have learned and what they have done). Fourth, the exploration process (students experience directly by involving all their senses through observation, experiment, investigation or interview). PAKEM training is conducted for 2 days and SBM training is conducted for 1 day. After the training, there were mentoring for teachers on the practice of active learning and there was mentoring for SBM to install RKS and RKAS in the madrasas. Training does not mean anything without implementation and follow-up. Penelitian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan, dan sebagainya). Kedua, proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses refleksi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara). Pelatihan PAKEM dilakukan selama 2 hari dan pelatihan MBS dilakukan selama 1 hari. Setelah pelatihan, diadakan pendampingan terhadap guru-guru terhadap praktik pembelajaran aktif dan ada pendampingan MBS untuk pemasangan RKS dan RKAS di madrasah-madrasah tersebut. Pelatihan memang tidak akan ada artinya tanpa pelaksanaan dan tindak lanjut.
|
|
Publisher |
LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2019-02-08
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/dimas/article/view/3037
10.21580/dms.2018.182.3037 |
|
Source |
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan; Vol 18, No 2 (2018); 327-344
2502-9428 1411-9188 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/dimas/article/view/3037/pdf_1
|
|
Rights |
Copyright (c) 2019 Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan
|
|