ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KRITERIA ISTERI NUSHUZ: (Dalam Perkara No. 300 atau Pdt. G atau 2021 atau Pa. Jbg Pada Pengadilan Agama Jombang)
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah
View Archive InfoField | Value | |
Title |
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KRITERIA ISTERI NUSHUZ: (Dalam Perkara No. 300 atau Pdt. G atau 2021 atau Pa. Jbg Pada Pengadilan Agama Jombang)
|
|
Creator |
Ridho Anwar, Muhamad
|
|
Subject |
Hak dan Kewajiban Suami Isteri
Kriteria Isteri Nushuz |
|
Description |
Abstrak: Pada hakekatnya Islam mengharapkan perkawinan itu kekal diantara suami–isteri, kecuali sebab yang tidak dapat dihindari yaitu sebab karena maut. akan tetapi pada Perkara No. 300/Pdt.G/2021/Pa.Jbg perkara kontensius antara Pemohon dan Termohon di Pengadilan Agama Jombang, Dalam pemeriksaan Perkara, dapat dinyatakan bahwa Nushuz isteri (Penggugat Rekonvensi) adalah karena tindakan isteri tidak taat, sering berhutang tanpa sepengetahuan suami, serta adanya dugaan tindak pidana penipuan yang tertuju pada isteri dengan alasan memenuhi kebutuhan padahal sebaliknya, dari sini pembahasan mengerucut pada bagaimana kriteria isteri Nushuz menurut Hukum Islam, kedua bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap isteri Nushuz dalam perkara No. 300/Pdt.G/2021/Pa.Jbg di PA Jombang, ketiga Apa hubungan kriteria istri Nushuz dalam hukum Islam dan pandangan hukum dalam perkara No. 300/Pdr.G/2021/Pa.Jbg. Dalam Islam Isteri dikatakan Nushuz apabila tidak melakukan kewajibannya atau tidak taat dan Implikasinya dalam kitab Rahmat al-Ummah bahwa Fuqah?’ sepakat Nushuz hukumnya haram, dan menggugurkan kewajiban nafkah suami terhadap isteri. Bahwa dalam Peraturan Perundangan telah ditegaskan alasan-alasan jatuhnya perceraian yang mana dalam putusan No.300/Pdt.G/2021/Pa.Jbg sudah terkategorikan pada beberapa poin diatas karena adanya perselisihan diantara suami isteri. Perbuatan hutang isteri tanpa sepengetahuan suami serta tidak adanya tujuan yang jelas dan meinggalkan tempat tinggal, walaupun secara deskriptif keduanya belum menyepakati tempat tinggal bersama akan tetapi tindakan yang dilakukan oleh isteri merupakan hal yang salah. Dan pada intinya suami tidak wajib memberikan nafkah madhiyah kepada isteri, akan tetapi suami wajib memberikan nafkah anak, beserta nafkah mut’ah. |
|
Publisher |
Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang
|
|
Date |
2022-01-01
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://www.jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/minhaj/article/view/minhaj_januari2022_3
10.52431/minhaj.v3i1.579 |
|
Source |
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah; Vol. 3 No. 1 (2022): Januari; 31-47
2745-5246 2745-4282 10.52431/minhaj.v3i1 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://www.jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/minhaj/article/view/minhaj_januari2022_3/minhaj_januari2022_3
|
|
Rights |
Copyright (c) 2022 Muhamad Ridho Anwar
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 |
|