Record Details

PERKAWINAN NYEBRANG SEGORO GENI PERSPEKTIF MAQASID AL-SHARIAH JAMAL AL-DIN ‘ATHIYYAH

Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title PERKAWINAN NYEBRANG SEGORO GENI PERSPEKTIF MAQASID AL-SHARIAH JAMAL AL-DIN ‘ATHIYYAH
 
Creator Ibtihajuddin, Muhammad
 
Subject perkawinan
tradisi
maqasid al-shari’ah
 
Description Abstrak:
The tradition of crossing the segoro geni marriage is a tradition in Banaran, Kertosono, Nganjuk villages that prohibits the community from marrying into the people of Bangsri, Kertosono, Nganjuk villages with distressing consequences if they break it.Maqa> si} d Al-Shari >> 'ah explained clearly by Jama> l Al-Di> N 'Athiyyah in marriage problems in order to focus on answering marital problems in depth.
This research first aims to describe the reasons for the marriage tradition to cross the segoro geni can be sustainable until now. Second, describe the analysismaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N 'Athiyyah against the tradition of crossing the segoro geni marriage in Banara Village, Kertosono, Nganjuk.
This research process uses descriptive research with the type of field research and a qualitative approach. The research location is located in Banaran Village, Kertosono, Nganjuk. The data sources are primary and secondary. Data collection in the form of interviews and documentation. Data analysis is editing, classification, verification, and analysis. As for the validity of the data, it uses triangulation from data sources and links to theorymaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N' Athiyyah.
The results of this study indicate: 1) The marriage tradition of crossing segoro geni in the villages of Banaran, Kertosono, Nganjuk can be preserved until now based on two reasons; safety and respect for ancestors. 2) The tradition of crossing the segoro geni marriage is legal in front of Islamic lawmaqa> si} d al-shari >> 'ah Jama> l Al-Di> N' Athiyyah. It can be said like that because the substance of this tradition has fulfilled the aspects desired by maqa> s} al-shari id> 'ah In marriage, which initially had seven, the writer took the essence into four, namely maintaining religion, preserving offspring, creating nuances saki> well, mawaddah warah} mah and take care of finances.
Keyword: marriage, tradition, maqa>s}id al-shari>’ah  
Abstrak:
Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni adalah tradisi di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk yang melarang masyarkatnya untuk melangsungnkan perkawinan dengan masyarakat Desa Bangsri, Kertosono, Nganjuk dengan konsekuensi marabahaya yang didapat apabila melanggarnya. Maqa>si}d Al-Shari>>’ah dijelaskan secara jelas oleh Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah dalam masalah perkawinan agar dapat secara fokus menjawab permasalahan perkawinan secara mendalam.
Penelitian ini pertama untuk mendeskripsikan alasan tradisi perkawinan nyebrang segoro geni dapat lestari hingga sekarang. Kedua, mendeskripsikan analisis maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah terhadap tradisi perkawinan nyebrang segoro geni di Desa Banara, Kertosono, Nganjuk.
Proses penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian lapangan dan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian bertempat di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk. Sumber datanya yaitu primer dan skunder. Pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya ialah pengeditan, klasifikasi, verifikasi, dan menganalisis. Adapun keabsahan data menggunakan triangulasi dari sumber data dan mengaitkan dengan teori maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni di Desa Banaran, Kertosono, Nganjuk dapat lestari hingga sekarng berdasarkan dua alasan; keselamatan dan penghormatan terhadap leluhur. 2) Tradisi perkawinan nyebrang segoro geni mendapatkan legalits di muka hukum Islam dalam pandangan maqa>si}d al-shari>>’ah Jama>l Al-Di>N ‘Athiyyah. Bisa dikatakan seperti itu dikarenakan substansi tentang tradisi ini telah memenuhi aspek yang diinginkan oleh maqa>s}id al-shari>’ah dalam perkawinan yang mulanya ada tujuh kemudian penulis ambil intisarikan menjadi empat, yakni menjaga agama, menjaga keturunan, menciptakan nuansa yang saki>nah, mawaddah warah}mah dan menjaga keuangan.
Kata Kunci: perkawinan, tradisi, maqa>s}id al-shari>’ah  
 
Publisher Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang
 
Date 2021-01-11
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
 
Format application/pdf
 
Identifier http://www.jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/minhaj/article/view/348
10.52431/minhaj.v2i1.348
 
Source Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah; Vol. 2 No. 1 (2021): Januari; 34-60
2745-5246
2745-4282
10.52431/minhaj.v2i1
 
Language eng
 
Relation http://www.jurnal.iaibafa.ac.id/index.php/minhaj/article/view/348/218
 
Rights Copyright (c) 2021 Muhammad Ibtuhajuddin
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0