Dimensi Moderasi Islam
Jurnal Keislaman
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Dimensi Moderasi Islam
Dimensi Moderasi Islam |
|
Creator |
Ramdhan, Tri Wahyudi
|
|
Subject |
Moderat, al-washatiyyah, ta’ādul, tawāzun, manhaj
Moderat, al-washatiyyah, ta’ādul, tawāzun, manhaj |
|
Description |
Kalau kita merujuk kepada al Quran sebagai acuan ekspresi keberagamaan sama ada pada level pemahaman mahupun penerapan, maka secara eksplisit ia menegaskan eksistensi umat moderat (Ummatan Wasathan). Dengan kata lain seorang muslim moderat adalah muslim yang memberi setiap nilai atau aspek yang berseberangan bagian tertentu tidak lebih dari hak yang semestinya. Karena manusia siapa pun ia tidak mampu melepaskan dirinya dari pengaruh dan bias sama ada pengaruh tradisi, pikiran, keluarga mahupun zaman dan tempatnya, maka ia tidak mungkin merepresentasikan atau mempersembahkan moderasi penuh dalam dunia nyata. Kehadiran Islam sebagai agama adalah untuk menarik manusia dari sikap ekstrim yang berlebihan dan memposisikannya pada posisi yang seimbang. Maka dalam ajaran ajaran Islam terdapat unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah (spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan akal (reason), antara maslahah ammah (al jamaaiyyah) dan maslahah individu (al fardiyyah), dan lain lain sebagainya. Konsekwensi dari moderasi Islam sebagai agama, maka tidak satupun unsur atau hakikat hakikat yang disebutkan diatas dirugikan. Berdasarkan kenyataan diatas, maka harus ditegaskan lebih awal bahawa al-washatiyyah dalam Islam akan menjadi keniscayaan di setaip aspek yang akan dibahas di bawah ini.
Kalau kita merujuk kepada al Quran sebagai acuan ekspresi keberagamaan sama ada pada level pemahaman mahupun penerapan, maka secara eksplisit ia menegaskan eksistensi umat moderat (Ummatan Wasathan). Dengan kata lain seorang muslim moderat adalah muslim yang memberi setiap nilai atau aspek yang berseberangan bagian tertentu tidak lebih dari hak yang semestinya. Karena manusia siapa pun ia tidak mampu melepaskan dirinya dari pengaruh dan bias sama ada pengaruh tradisi, pikiran, keluarga mahupun zaman dan tempatnya, maka ia tidak mungkin merepresentasikan atau mempersembahkan moderasi penuh dalam dunia nyata. Kehadiran Islam sebagai agama adalah untuk menarik manusia dari sikap ekstrim yang berlebihan dan memposisikannya pada posisi yang seimbang. Maka dalam ajaran ajaran Islam terdapat unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah (spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan akal (reason), antara maslahah ammah (al jamaaiyyah) dan maslahah individu (al fardiyyah), dan lain lain sebagainya. Konsekwensi dari moderasi Islam sebagai agama, maka tidak satupun unsur atau hakikat hakikat yang disebutkan diatas dirugikan. Berdasarkan kenyataan diatas, maka harus ditegaskan lebih awal bahawa al-washatiyyah dalam Islam akan menjadi keniscayaan di setaip aspek yang akan dibahas di bawah ini. |
|
Publisher |
LP3M STAI Darul Hikmah Bangkalan
|
|
Date |
2018-10-12
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Articles Articles |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3320
10.35309/alinsyiroh.v2i2.3320 |
|
Source |
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman; Vol 2 No 2 (2018): September; 29-48
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman; Vol. 2 No. 2 (2018): September; 29-48 2656-6680 2477-4928 10.35309/alinsyiroh.v2i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3320/2453
|
|