PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERKARA HUKUM KEPAILITAN
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERKARA HUKUM KEPAILITAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERKARA HUKUM KEPAILITAN |
|
Creator |
Laurencia, Tandean
|
|
Description |
Abstract: “Bankruptcy and suspension of debt obligations is one of the dispute resolution mechanisms that parties can choose to resolve problems in an efficient and transparent manner. This mechanism is governed by Law No. 37 of 200 On Bankruptcy and Suspension of Debt Service (Bankruptcy Law). However, the law encountered many obstacles in the implementation process, mainly related to the protection of consumer rights. This article will cover the bankruptcy of the consumer position and its implementation. The author notes that the position of consumers in bankruptcy is governed not only by insolvency law but also by the Civil Code, Law No. 8 of 1999 on the protection of consumer rights. The guidelines on these regulations raise a number of problems, namely the lack of clarity and regulation as well as the violation of the principles of law. As a result, the consumer has a very weak position. Therefore, the law of default should clearly define the position of consumers; while regulations related to its supervision must also be strengthened; and severe penalties should also be imposed for any wrongdoing by law enforcement. At the same time, other laws must align their provisions with insolvency laws for effective implementation. Keywords: Legal Protection, Consumer, Bankruptcy Abstrak: “Kepailitan dan penundaan kewajiban utang merupakan salah satu mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat dipilih para pihak untuk menyelesaikan masalah secara ringkas, ekonomis dan transparan. Mekanisme kepailitan diatur dalam undang-undang nomor. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan). Namun dalam praktiknya, undang-undang kepailitan menimbulkan banyak permasalahan, terutama yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Pasal ini akan mencakup ketentuan mengenai kedudukan konsumen dalam kepailitan dan pelaksanaannya. Penulis mencatat bahwa yang mengatur keadaan konsumen dalam hal kepailitan bukan hanya undang-undang kepailitan tetapi juga KUH Perdata, UU No. Agustus 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dewan ini mengangkat sejumlah masalah, yaitu adanya kombinasi ambiguitas dan asynchronous serta pelanggaran prinsip-prinsip hukum. Oleh karena itu, undang-undang kepailitan perlu dengan jelas menyebutkan lokasi konsumen, peraturan pengawasan juga harus diperkuat, dan hukuman berat bagi aparat penegak hukum yang melanggar harus ditetapkan. Sementara itu, undang-undang lain perlu menyelaraskan peraturan dengan undang-undang kepailitan agar bisa diterapkan Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Konsumen, Kepailitan |
|
Publisher |
Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan
|
|
Date |
2021-11-27
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/4473
|
|
Source |
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan; Vol. 6 No. 2 (2021): AL-YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan; 330
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan; Vol 6 No 2 (2021): AL-YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan; 330 2527-6603 2527-3175 10.55102/al yasini.v6i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/4473/3179
|
|
Rights |
Copyright (c) 2021 Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 |
|