KONSTRUKSI PEMBINAAN DAN PEBERDAYAAN TERHADAP PEREMPUAN ( Studi Kasus Fatayat NU Situbondo): ( Studi Kasus Fatayat NU Situbondo)
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
KONSTRUKSI PEMBINAAN DAN PEBERDAYAAN TERHADAP PEREMPUAN ( Studi Kasus Fatayat NU Situbondo): ( Studi Kasus Fatayat NU Situbondo)
|
|
Creator |
Hadi Ismanto, Imam Safi’i,
|
|
Description |
Abstract:This paper is motivated by the existence of women who have been defined as weak creatures both physically and psychologically by men. Furthermore related to gender inequality is shown by the occurrence of discrimination against women. Women are regarded by men as not having the same rights as men in the social-community sphere. Women are identified with their duties to only look after the house and look after the children. Therefore it is necessary to play an important role from women's groups that are able to eliminate the negative stigma. One of the NU-based social organizations that is believed to exist and able to provide changes to the phenomenon of gender equality is Fayatat NU, one of which is the fatayat of NU Situbondo. The results of this study indicate that the construction of the training is carried out with religious and social activities of the community. Among them are Tadarus Alquran activities, reading Barzanji, Yasinan-Tahlil, holding annual religious events and social services. Furthermore, the empowerment construction for women undertaken by the NU fatayat is by collaborating with several government agencies to be able to raise funds. Funds obtained and collected are used as the cost of coaching and empowering women. Empowerment of women by the fatayat of NU is carried out by providing psychological reinforcement through religious counseling both indifidu or by groups subsequently economic empowerment is carried out in the form of workshops in the development of skills and entrepreneurship. Keywords: Fatayat NU;Development and Empowerment; Construction Abstrak: Makalah ini dilatarbelakangi oleh keberadaan perempuan yang telah diartikan sebagai makhluk lemah baik secara fisik maupun psikis oleh laki-laki. Selanjutnya terkait ketidaksetaraan gender ditunjukkan dengan terjadinya diskriminasi terhadap perempuan. Perempuan dianggap laki-laki tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam ranah sosial-komunitas. Wanita diidentifikasikan dengan tugas mereka untuk hanya menjaga rumah dan menjaga anak-anak. Oleh karena itu perlu adanya peran penting dari kelompok perempuan yang mampu menghilangkan stigma negatif tersebut. Salah satu ormas berbasis NU yang diyakini eksis dan mampu memberikan perubahan terhadap fenomena kesetaraan gender adalah Fayatat NU, salah satunya fatayat NU Situbondo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan pembinaan dilakukan dengan kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Diantaranya adalah kegiatan Tadarus Alquran, Membaca Barzanji, Yasinan-Tahlil, mengadakan acara keagamaan dan bakti sosial tahunan. Selanjutnya, pembinaan pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh fatayat NU adalah dengan menggandeng beberapa instansi pemerintah untuk bisa menggalang dana. Dana yang diperoleh dan terkumpul digunakan sebagai biaya pembinaan dan pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan oleh fatayat NU dilakukan dengan memberikan penguatan psikologis melalui penyuluhan agama baik secara indifidu maupun oleh kelompok selanjutnya dilakukan pemberdayaan ekonomi dalam bentuk workshop dalam pengembangan keterampilan dan kewirausahaan. Kata Kunci: Fatayat NU; Pembangunan dan Pemberdayaan; Konstruksi Abstract:This paper is motivated by the existence of women who have been defined as weak creatures both physically and psychologically by men. Furthermore related to gender inequality is shown by the occurrence of discrimination against women. Women are regarded by men as not having the same rights as men in the social-community sphere. Women are identified with their duties to only look after the house and look after the children. Therefore it is necessary to play an important role from women's groups that are able to eliminate the negative stigma. One of the NU-based social organizations that is believed to exist and able to provide changes to the phenomenon of gender equality is Fayatat NU, one of which is the fatayat of NU Situbondo. The results of this study indicate that the construction of the training is carried out with religious and social activities of the community. Among them are Tadarus Alquran activities, reading Barzanji, Yasinan-Tahlil, holding annual religious events and social services. Furthermore, the empowerment construction for women undertaken by the NU fatayat is by collaborating with several government agencies to be able to raise funds. Funds obtained and collected are used as the cost of coaching and empowering women. Empowerment of women by the fatayat of NU is carried out by providing psychological reinforcement through religious counseling both indifidu or by groups subsequently economic empowerment is carried out in the form of workshops in the development of skills and entrepreneurship. Keywords: Fatayat NU;Development and Empowerment; Construction Abstrak: Makalah ini dilatarbelakangi oleh keberadaan perempuan yang telah diartikan sebagai makhluk lemah baik secara fisik maupun psikis oleh laki-laki. Selanjutnya terkait ketidaksetaraan gender ditunjukkan dengan terjadinya diskriminasi terhadap perempuan. Perempuan dianggap laki-laki tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam ranah sosial-komunitas. Wanita diidentifikasikan dengan tugas mereka untuk hanya menjaga rumah dan menjaga anak-anak. Oleh karena itu perlu adanya peran penting dari kelompok perempuan yang mampu menghilangkan stigma negatif tersebut. Salah satu ormas berbasis NU yang diyakini eksis dan mampu memberikan perubahan terhadap fenomena kesetaraan gender adalah Fayatat NU, salah satunya fatayat NU Situbondo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan pembinaan dilakukan dengan kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Diantaranya adalah kegiatan Tadarus Alquran, Membaca Barzanji, Yasinan-Tahlil, mengadakan acara keagamaan dan bakti sosial tahunan. Selanjutnya, pembinaan pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh fatayat NU adalah dengan menggandeng beberapa instansi pemerintah untuk bisa menggalang dana. Dana yang diperoleh dan terkumpul digunakan sebagai biaya pembinaan dan pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan oleh fatayat NU dilakukan dengan memberikan penguatan psikologis melalui penyuluhan agama baik secara indifidu maupun oleh kelompok selanjutnya dilakukan pemberdayaan ekonomi dalam bentuk workshop dalam pengembangan keterampilan dan kewirausahaan. Kata Kunci: Fatayat NU; Pembangunan dan Pemberdayaan; Konstruksi Kata Kunci: Fatayat NU, Pembangunan dan Pemberdayaan, Konstruksi |
|
Publisher |
Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan
|
|
Date |
2021-05-22
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/4113
|
|
Source |
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan; Vol. 6 No. 1 (2021): AL-YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan; 76-90
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan; Vol 6 No 1 (2021): AL-YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan; 76-90 2527-6603 2527-3175 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/4113/3074
|
|
Rights |
Copyright (c) 2021 Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ |
|