Fikih Organisasi (Reaktualisasi Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia)
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Fikih Organisasi (Reaktualisasi Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia)
Fikih Organisasi (Reaktualisasi Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia) |
|
Creator |
Ulum, Miftahul
Wahid, Abd |
|
Subject |
NU Institutions, organizational structure, and religious traditions
NU Institutions, organizational structure, and religious traditions |
|
Description |
Historical facts state that NU was an organization that was originally founded by religious scholars of pesantren, before the birth of NU in Surabaya in 1926. In 1961 as the golden age of the beginning of the nation's awakening (Nahdlatul Wathon) because at that time Indonesia was under colonialist rule, the pesantren religious scholars as the central figure in the struggle for independence of the Unitary Republic of Indonesia no longer prioritized the Islamic group which was limited, but rather a universal policy for the rise of the nation and in the context of the struggle to drive out colonialism. In its historical roots, as a center of freedom movement fighters, Nahdlatul Wathon was then followed by the establishment of Nahdlatut Tujjar (Resurrection of Traders) which was an attempt by the religious scholars to build and develop the economic independence of the community, rival and drive out the economic development of the colonizers. Nahdlatut Tujjar's struggle which later became a practical warrior in the economic sector, in addition to his struggle in the national sector through Nahdlatul Wathon. The NU Autonomous Agency is an NU Organizational Tool that functions to help implement NU policies, especially those relating to disadvantaged communities. The autonomous bodies referred to include: Fatayat NU, Muslimat NU, GP Ansor, IPNU, IPPNU, Jam'iyan Expert Thariqah al Mu'tabaroh an Nahdliyah, JQH (Jamiyatul Quro 'wal Hufadz), Pergunu (Nahdlatul Ulama Teachers' Association) , and ISNU (Nahdlatul Ulama Bachelor Association).
Fakta sejarah menyatakan bahwa NU merupakan organisasi yang pada mulanya didirikan oleh para alim ulama-pesantren sebelum kelahiran NU di Surabaya pada tahun 1926. Pada tahun 1961 sebagai masa emas awal mula kebangkitan bangsa (Nahdlatul Wathon) karena pada saat itu Indonesia berada dalam kekuasaan penjajah, maka para alim ulama pesantren sebagai tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi mengedepankan golongan Islam yang bersifat terbatas, melainkan suatu kebijakan universal demi kebangkitan bangsa dan dalam rangka usaha perjuangan mengusir penjajahan. Dalam akar sejarahnya, sebagai pusat pejuang pergerakan kemerdekaan, Nahdlatul Wathon kemudian disusul dengan pendirian Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang) yang merupakan upaya para alim ulama untuk membangun dan mengembangkan kemandirian ekonomi masyarakat, menyaingi dan menghalau perkembangan perekonomian kaum penjajah. Perjuangan Nahdlatut Tujjar yang kemudian menjadi pejuang praksis pada sektor ekonomi, di samping perjuangannya pada sektor kebangsaan melalui Nahdlatul Wathon. NU memiliki Badan Otonom yang meliputi perangkat organisasi NU yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU khususnya yang berkaitan dengan kelompok kemasyarakatan tertuntu. Badan-badan otonom yang dimaksud antara lain: Fatayat NU, Muslimat NU, GP Ansor, IPNU, IPPNU, Jam’iyan Ahli Thariqah al Mu’tabaroh an Nahdliyah, JQH (Jamiyatul Quro’ wal Hufadz), Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), dan ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) |
|
Publisher |
LP3M STAI Darul Hikmah Bangkalan
|
|
Date |
2019-09-04
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Articles Articles |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3517
10.35309/alinsyiroh.v5i2.3517 |
|
Source |
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman; Vol 5 No 2 (2019): September; 54-75
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman; Vol. 5 No. 2 (2019): September; 54-75 2656-6680 2477-4928 10.35309/alinsyiroh.v5i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3517/2592
|
|