Nalar Pendidikan Feminis Dalam Konstruksi Kesetaraan Gender Amina Wadud
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Nalar Pendidikan Feminis Dalam Konstruksi Kesetaraan Gender Amina Wadud
|
|
Creator |
Fahmi, Muhammad
Alfiyah, Hanik Yuni |
|
Subject |
Pendidikan Feminis
Kesetaraan Gender Amina Wadud |
|
Description |
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan: (1) Bagaimanakah konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud? (2) Bagaimanakah nalar pendidikan feminis dalam konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud? (3) Bagaimanakah implikasi nalar pendidikan feminis Amina Wadud bagi eksistensi pendidikan Islam? Permasalahan yang ada dijawab melalui penelitian kualitatif-literatur (library research) dengan metode pengumpulan data melalui inventarisir data-data primer, sekunder, dan pendukung. Data primer bersumber dari karya-karya Amina Wadud; data sekunder diambil dari karya orang tentang pemikiran Amina Wadud; dan data pendukung didapat dari karya-karya yang terkait dengan tema penelitian. Data-data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud didasarkan pada tafsir tauhid. Perempuan dan laki-laki hanya sebutan istilah spesies, keduanya memiliki peran yang setara dan seimbang. Keduanya dilahirkan dari jalan yang sama. Kemudian dimatikan dengan jalan yang masih bersifat rahasia. Lalu dibangkitkan di suatu tempat (padang mahsyar), diadili sesuai dengan amalan masing-masing. Hal utama yang membedakan peran antar manusia laki-laki dan perempuan adalah kapasitas ketaqwaannya, bukan jenis kelaminnya. Nalar pendidikan feminis begitu tampak dalam konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud. Amina Wadud benar-benar memperjuangkan kesetaraan relasi antara perempuan dan laki-laki di ranah publik. Jenis kelamin tidak menjadi pijakan utama untuk merekomendasikan apakah seseorang itu layak berkarir ataukah tidak. Pijakan utama adalah capacity atau quality. Dengan paradigma ini, maka perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan yang sama untuk berkarir di ranah yang sesuai dengan kapasitasnya. Inilah nalar pendidikan feminis, pendidikan yang pro terhadap keadilan gender. Nalar pendidikan feminis, yakni pendidikan yang memperjuangkan kesetaraan relasi peran perempuan dan laki-laki, berimplikasi bagi eksistensi pendidikan Islam. Implikasinya, pendidikan Islam harus berpihak pada kesetaraan dan keadilan gender. Desain dan praktik pendidikan Islam yang berkeadilan gender harus dimulai dari kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, kontrol, evaluasi dan penganggarannya. Implikasi nalar pendidikan feminis bagi pendidikan Islam berarti pendidikan Islam harus berpihak pada upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. |
|
Publisher |
STAI Ihyaul Ulum Gresik
|
|
Date |
2019-12-31
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin/article/view/17
10.52166/tabyin.v1i2.17 |
|
Source |
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM; Vol 1 No 2 (2019): Desember; 14-40
2686-0465 10.52166/tabyin.v1i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin/article/view/17/9
|
|
Rights |
Copyright (c) 2020 TABYIN: Jurnal Pendidikan Islam
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 |
|