Record Details

Kedudukan Akal dan Wahyu Perspektif M. Abduh dan Harun Nasution

Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title Kedudukan Akal dan Wahyu Perspektif M. Abduh dan Harun Nasution
 
Creator Dhestiana, Nur Ida
 
Subject Akal
Wahyu
M.Abduh
Harun nasution
 
Description Kedudukan akal dan wahyu dalam menjadi perbincangan yang tiada hentinya. Dalam Islam kedudukan akal menempati posisi yang sangat terhormat, karena akal dan wahyu adalah suatu yang sangat urgen untuk manusia, dialah yang memberikan perbedaan manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan kepada Sang Kholiq, akal pun harus dibina dengan ilmu-ilmu sehingga menghasilkan budi pekerti yang sangat mulia yang menjadi dasar sumber kehidupan dan juga tujuan dari Baginda Rasulullah SAW. Tidak hanaya itu dengan akal juga manusia bisa menjadi ciptaan pilihan yang Allah amanatkan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, begitu juga dengan wahyu, dia adalah pemberian Allah yang sangat luar biasa untuk membimbing manusia pada jalan yang lurus. Peranan akal dan wahyu dalam Islam, mengajarkan bahwa untuk bisa sampai pada Allah, terlebih dahulu manusia harus mengetahui siapa dirinya, mengapa dia hidup, untuk apa dia hidup, dalam istilah lain adalah pencapaian diri (mengenal dirinya sendiri). Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan akal. Denga akal manusia belajar mempelajari jati dirinya, untuk tujuan mencari atau menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah pada dirinya. Usaha manusia dalam mencari jati dirinya untuk mencapai Tuhan tidak akan bisa sempurna tanpa tata cara- tata cara, metode khusus, atau langkah-langkah yang benar. Sebab kemampuan akal tidak lebih dari menganalisis apakah perbuatan ini buruk atau baik. Untuk mengetahui bagaimana perbuatan ini dapat dikatan baik atau buruk, maka diperlukan wahyu. Karena hanya Tuhan-lah yang dapat menentukan perkara ini baik atau buruk. Sebagaimana contoh, manusia tidak akan sempurna Ibadahnya pada Tuha atas dasar rasa terimakasihnya pada Tuhan, kecuali dengan menjalankan syariat yang sampaikan oleh si Tuhan. Karena peranan akal yang terbatas, sehingga ia membutuhkan pertolongan wahyu sebagai pembimbingya, maka sebagai manusia seharusnya mempelajari bagaimana kedudukan akal dan wahyu itu sendiri dalam manusia. Dengan belajar kedudukan itu, manusia dapat mengerti cara dia melakukan “terimakasih” nya kepada sang Tuhan Yang Maha Esa
 
Publisher STAI Attanwir Bojonegoro
 
Date 2020-07-15
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
 
Format application/pdf
 
Identifier http://e-jurnal.staiattanwir.ac.id/index.php/attanwir/article/view/12
10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v10i1.12
 
Source Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan; Vol. 10 No. 1 (2019): Maret; 13-29
2599-3062
2252-5238
10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v10i1
 
Language eng
 
Relation http://e-jurnal.staiattanwir.ac.id/index.php/attanwir/article/view/12/13
 
Rights Copyright (c) 2020 Nur Ida Destiana
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0