Pembiayaan Defisit APBN menurut Umer Chapra (Studi Analisis Kritik terhadap Pembiayaan Defisit APBN Indonesia Periode 2010-2015)
Jihbiz : Journal of Islamic Economy, Finance, and Banking
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Pembiayaan Defisit APBN menurut Umer Chapra (Studi Analisis Kritik terhadap Pembiayaan Defisit APBN Indonesia Periode 2010-2015)
State Budget Deficit Financing according to Umer Chapra (Critical Analysis Study of Deficit Financing of The Indonesian State Budget for 2010-2015 Period) |
|
Creator |
Djayusman, Royyan Ramdhani
Fatturroyhan, Fatturroyhan |
|
Subject |
APBN
defisit APBN pembiayaan defisit APBN Indonesian state budget state budget deficit deficit financing |
|
Description |
APBN Indonesia menggunakan konsep defisit sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi. Defisit tersebut didanai dengan pinjaman, baik internal maupun eksternal yang mengandung unsur riba yang akhirnya akan mengakibatkan terjadinya inflasi dan terkadang malah menjurus ke resesi dan depresi ekonomi. Sedangkan, keadaan yang seharusnya defisit dibiayai dengan cara yang tidak mengandung riba dan menjaga kestabilan ekonomi. Menurut data yang ada pada tahun 2010-2015 memperlihatkan defisit yang meningkat diikuti pembiayaan defisit yang meningkat pula. Umer Chapra ia tidak hanya membahas aspek teoritis saja, melainkan juga aspek aplikasi sehingga gagasan-gagasannya dalam bidang ekonomi Islam cukup realistis untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembiayaan defisit APBN Indonesia tahun 2010-2015 dan untuk melakukan analisis kritik terhadap pembiayaan defisit APBN Indonesia tahun 2010-2015 ditinjau dari pemikiran Umer Chapra. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian literatur, dengan metode analisis kritik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan defisit APBN Indonesia pada tahun 2010-2015 pembiayaan defisit anggaran berasal dari dua sumber, yaitu pembiayaan utang yang terdiri pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri, dan pembiayaan non-utang yang terdiri dari pendapatan pajak, manajemen atau privatisasi BUMN, dan hasil pengelolaan aset. Dari analisis kritik terhadap pembiayaan Defisit Indonesia peneliti melakukan kritik dari 3 unsur yaitu penerimaan, pembiayaan dan pengeluaran APBN. Masalah utama adalah pembiayaan defisit APBN menggunakan instrumen utang luar negeri yang mengandung unsur riba dan melemahkan kemampuan APBN selanjutnya, sedangkan ada alternatif lain yaitu sukuk negara untuk menutup defisit APBN tersebut. Dengan kata lain, bahwasanya utang luar negeri yang dilakukan pemerintah malah melemahkan APBN itu sendiri dengan beban pokok utang dan cicilan bunganya. Dari sisi non utang penerimaan pemungutan pajak yang terjadi tidak adil, dan privatisasi BUMN yang terjadi merugikan negara. Sedangkan dari sisi pengeluaran APBN untuk pembiayaan belum memprioritaskan kesejahteraan masyarakat terlihat dari pos anggaran pengeluaran APBN tahun 2010-2015 membengkak pada pos anggaran pertahanan militer.
The Indonesian State Budget uses the concept of a deficit as a stimulus for economic growth. This deficit is financed by loans, both internally and externally, which contain elements of usury that will eventually lead to inflation and sometimes even lead to recession and economic depression. Meanwhile, conditions that should be deficit are financed in a way that does not contain usury and maintains economic stability. This study aims to determine the deficit financing of the Indonesian State Budget for 2010-2015 and to conduct a critical analysis of the deficit financing of the Indonesian State Budget for 2010-2015 in terms of Umer Chapra's thinking. This study uses a type of literature research, with the method of critical analysis. This research shows that the deficit financing of the Indonesian State Budget in 2010-2015, budget deficit financing comes from two sources, namely debt financing consisting of domestic loans and foreign loans, and non-debt financing consisting of tax revenues, management or privatization of BUMN, and asset management results. From the analysis of criticism of Indonesia's deficit financing, the researcher criticizes 3 elements, namely revenue, financing, and expenditure of the State Budget. The main problem is that the financing of the APBN deficit uses foreign debt instruments that contain elements of usury and weakens the capacity of the subsequent APBN, while there is another alternative, namely the state Sukuk to cover the APBN deficit. In other words, that the foreign debt carried out by the government weakens the APBN itself with its principal debt burden and interest installments. From the non-debt side, the revenue from tax collection that occurs is unfair, and the privatization of BUMNs that occurs is detrimental to the state. Meanwhile, in terms of APBN expenditures for financing have not prioritized public welfare, it can be seen from the 2010-2015 APBN expenditure budget post that has swelled in the military defense budget post. |
|
Publisher |
Universitas Islam Raden Rahmat
|
|
Date |
2017-07-17
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/jihbiz/article/view/713
10.33379/jihbiz.v1i2.713 |
|
Source |
Jihbiz : Journal of Islamic Economy, Finance, and Banking; Vol. 1 No. 2 (2017); 125-136
Jihbiz : Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Syariah; Vol 1 No 2 (2017); 125-136 2807-6028 2549-0397 10.33379/jihbiz.v1i2 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/jihbiz/article/view/713/509
|
|
Rights |
Copyright (c) 2017 Jihbiz : jurnal ekonomi, keuangan dan perbankan syariah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 |
|