Record Details

THE ROLE OF NON STATE ACTOR IN ELIMINATING ISLAMIC RADICALISM : ISOMIL OF NAHDLATUL ULAMA INDONESIA 2016

DIALEKTIKA : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title THE ROLE OF NON STATE ACTOR IN ELIMINATING ISLAMIC RADICALISM : ISOMIL OF NAHDLATUL ULAMA INDONESIA 2016
 
Creator Hamid, Imron Rosyadi
 
Description AbstractThe role of non state actor (NSA) in international relations should be connected with the twotheories of IR: liberalism and constructivism. In both, the theories not only have strong faithin cooperation among states but also their main theoritical proposition and instrument havesame unit of analysis : human being. Nahdlatul Ulama (NU) of Indonesia, the largest islamicorganization in the world with more than 50 million members, should be considered as a nonstate actor (NSA) that can play its role in countering the most recent serious threat of theworld : terrorism and islamic radicalism. The International Summit of Moderat IslamicLeaders (ISOMIL) held by Nahdlatul Ulama on May 2016 in Jakarta which attended by 300moslem leaders from more than 30 countries is interesting to be discussed in terms of itsposition as one of the influential organization in the islamic world. This paper will discussthe brief history of Nahdlatul Ulama of Indonesia, its role in eliminating islamic radicalismin Indonesia and spreading moderate islam to the world through ISOMIL. This paper is notintended to idealize the role of non state actor in comparing with the government or stateactor itself, rather, to show the importance of contribution of non state actor in eliminatingislamic radicalism throught people to people in international cooperation.Keywords : Non State Actor (NSA), Nahdlatul Ulama, ISOMIL, Islamic RadicalismAbstraksiPeran aktor non negara (NSA) dalam hubungan internasional harus dikaitkan dengan duateori IR: liberalisme dan konstruktivisme. Kedua teori tersebut tidak hanya memilikikepercayaan kuat terhadap kerja sama antar negara, tetapi juga proposisi dan instrumenteoritis utama mereka memiliki unit analisis yang sama: manusia. Nahdlatul Ulama (NU)Indonesia, organisasi islam terbesar di dunia dengan jumlah anggota lebih dari 50 juta,harus dianggap sebagai aktor non-negara (NSA) yang dapat memainkan perannya dalammelawan ancaman serius dunia terakhir: terorisme dan radikalisme islam. KTTInternasional Pemimpin Islam Moderat (ISOMIL) yang diselenggarakan oleh NahdlatulUlama pada bulan Mei 2016 di Jakarta yang dihadiri oleh 300 pemimpin umat Islam darilebih 30 negara sangat menarik untuk didiskusikan dalam hal posisinya sebagai salah satuorganisasi yang berpengaruh di dunia islam. Makalah ini akan membahas sejarah singkatNahdlatul Ulama Indonesia, perannya dalam melenyapkan radikalisme islam di Indonesiadan menyebarkan Islam moderat ke seluruh dunia melalui ISOMIL. Makalah ini tidakdimaksudkan untuk mengidealkan peran aktor non negara dalam membandingkan denganpemerintah atau aktor negara itu sendiri, melainkan, untuk menunjukkan pentingnyakontribusi aktor non-negara dalam menghapus radikalisme Islam kepada orang-orang dalamkerjasama internasional.Kata kunci: Aktor Non Negara (NSA), Nahdlatul Ulama, ISOMIL, Radikalisme Islam
 
Publisher Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat Malang
 
Date 2017-09-21
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
 
Format application/pdf
 
Identifier https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/dialektika/article/view/242
 
Source DIALEKTIKA : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial; Vol. 2 No. 2 (2017): DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial; 1-13
2598-781X
2502-4094
 
Language eng
 
Relation https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/dialektika/article/view/242/141
 
Rights Copyright (c) 2017 DIALEKTIKA : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial