Upaya Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu Dalam Memberdayakan Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Produk Tujuan Eksport
Journal of Governance Innovation
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Upaya Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu Dalam Memberdayakan Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Produk Tujuan Eksport
UPAYA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, DAN PERDAGANGAN (DISKUMDAG) KOTA BATU DALAM MEMBERDAYAKAN PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PRODUK TUJUAN EKSPORT |
|
Creator |
Sembiring, Ruth Agnesia
Subekti, Tia Nia Bella, Mitha Mawar |
|
Subject |
Indonesia
UKM, pembangunan, kualitas eksport, Ekonomi Masyarakat Indonesia |
|
Description |
Abstract Small and Medium Enterprises are an important pillar in supporting the economy of the middle to lower class communities. Every region in Indonesia has SMEs but only a few are able to have export quality. Local products that are presented in the form of SMEs are often unable to compete with products from large-scale industries or even unable to compete with imported products. This is a threat to the economic continuity of the middle to lower class communities considering that today's global market opportunities are difficult to stem the flow of imports from other countries. One of the efforts that can be used to maintain SMEs is to improve the quality of SMEs with export standards. Batu City has 365 UKMs spread over 3 districts. This condition shows how UKM has become the economic support for the people of Batu. This research looks at "How are the efforts of the Office of Cooperatives, Micro Enterprises and Trade (Diskumdag) of Batu City in Empowering Small and Medium Enterprises (UKM) for Export Destination Products?" This research uses an interview, observation, and documentation methods. The theory used in this research is development theory with self-help and technocratic approaches and also the concept of community empowerment. As a result, first, the Batu City Government carried out the development of SMEs with a technocratic approach through the KITE IKM (Ease of Imports for Small and Medium Industry Export Destination) program. The technocratic approach is vertical and positions the government as a consultant. Second, the government provides training, mentoring, and facilities. However, out of a total of 365 SMEs, can export. Third, the main obstacle faced is that export quality standards have not been met. Abstrak Usaha Kecil Menengah merupakan pilar penting dalam menyokong ekonomi masyarakat menengah kebawah. Setiap daerah di Indonesia memiliki UKM namun hanya sedikit yang mampu memiliki kualitas ekspor. Produk lokal yang disajikan dalam bentuk UKM kerap kalah bersaing dengan produk dari industry skala besar atau bahkan kalah bersaing dengan produk impor. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi kelangsungan ekonomi masayarakat menengah kebawah mengingat peluang pasar global hari ini sulit untuk membendung arus impor dari negara lain. Salah satu upaya yang bisa digunakan untuk memepertahankan UKM adalah melakukan peningkatan kualitas UKM dengan standar ekspor. Hal ini yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu. Kota Batu memiliki UKM sebanyak 365 UKM yang tersebar pada 3 kecamatan. Kondisi ini menunjukkan bagaimana UKM telah menjadi penopang ekonomi masyarakat Batu. Penelitian ini melihat “Bagaimana Upaya Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu dalam Memberdayakan Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Produk Tujuan Ekspor?”.Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembangunan dengan pendekatan self help dan technocratic dan juga konsep pemberdayaan masyarakat. Hasilnya, pertama, Pemerintah Kota Batu melakukan pembangunan UKM dengan pendekatan teknokratik dengan melalui program KITE IKM (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Industri Kecil Menengah). Pendekatan teknokratik bersifat vertical dan memposisikan pemerintah sebagai konsultan. Kedua, pemerintah memberikan pelatihan, pendampingan, dan pemebrian fasilitas. Namun, dari total 365 UKM hanya 9 UKM yang bisa melakukan eksport. Ketiga, kendala utama yang dihadapi adalah belum terpenuhinya standar kualiatas ekspor. |
|
Publisher |
Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Raden Rahmat Malang
|
|
Date |
2020-09-11
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/JOGIV/article/view/384
10.36636/jogiv.v2i2.384 |
|
Source |
Journal of Governance Innovation; Vol. 2 No. 2 (2020): Volume 2 Nomor 2 (September 2020); 83-92
2657-1714 2656-6273 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/JOGIV/article/view/384/381
|
|
Rights |
Copyright (c) 2020 Ruth Agnesia Sembiring, Tia Subekti, Mitha Mawar Nia Bella
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 |
|