Status Kewarisan Anak Hasil Perjanjian Surogasi Dalam Prespektif Hukum Islam
Al-Ulum Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke Islaman
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Status Kewarisan Anak Hasil Perjanjian Surogasi Dalam Prespektif Hukum Islam
|
|
Creator |
Sitompul, Reni Novita Anggriani
|
|
Description |
In this era of globalization, the development of science and technology is increasingly felt. Not only in the field of telecommunications, but also in the field of medicine, the discovery of a new program in artificial insemination with a mother surrogate method or commonly called uterine rental. Surrogate mother is the practice of renting a woman who binds herself in an agreement with another party with the aim of being able to get pregnant and give birth to a baby whose sperm and ovum were previously combined with the other party's partner, the result of the compound being implanted in the woman's womb. This discovery raises new problems in the rules of Islamic law, related to the status of children born with this surrogacy agreement. The method used by the author in answering the above problems is library research and a juridical-normative approach. The data used in this study is secondary data obtained by literature study and then processed and analyzed. Based on the background, the researcher is interested in studying the inheritance status of the children resulting from the surrogacy agreement. The conclusion in this study, all fiqh experts do not allow the rental of wombs in various forms, because it will cause confusion in the inheritance status of children born from surrogacy agreements.
Di era globalisasi ini, perkembangan sains dan teknologi semakin dirasakan. Tidak hanya di bidang telekomunikasi namun dibidang kedokteran pun menemukan temuan program baru dalam inseminasi buatan dengan metode surrogate mother atau biasa disebut sewa Rahim. Surrogate mother merupakan praktek penyewaan rahim seorang perempuan yang mengikatkan dirinya dalam sebuah perjanjian dengan pihak lain dengan tujuan dapat hamil dan melahirkan bayi yang sebelumnya dilakukan persenyawaan sperma dan ovum antara pasangan pihak lain, lalu hasil persenyawaan tersebut ditanamkan kedalam rahim perempuan tadi. Penemuan ini menimbulkan permasalahan- permasalahan baru didalam kaidah hukum islam, terkait status kedudukan anak yang dilahirkan dengan perjanjian surogasi ini. Metode yang digunakan penulis dalam menjawab persoalan di atas yaitu library research dan pendekatan yuridus-normatif. Data yang digunakandalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan kemudian diolah dan dianalisa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji tentang status kewarisan anak hasil perjanjian surogasi. Kesimpulan dalam penelitian ini, semua ahli fiqih tidak membolehkan penyewaan rahim dalam berbagai bentuknya, sebab akan menyebabkan Kerancuan status kewarisan anak yang dilahirkan hasil perjanjian surogasi. |
|
Publisher |
Universitas Islam Madura
|
|
Date |
2021-07-25
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://journal.uim.ac.id/index.php/alulum/article/view/1101
|
|
Source |
Al-Ulum Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke Islaman; Vol 8 No 2 (2021): al- Ulum (Jurnal Pendidikan, Penelitian dan pemikiran ke Islaman); 200-213
Jurnal Al-Ulum : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ke-Islaman; Vol 8 No 2 (2021): al- Ulum (Jurnal Pendidikan, Penelitian dan pemikiran ke Islaman); 200-213 2355-0104 2549-3833 10.31102/alulum.v8i2.2021 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
https://journal.uim.ac.id/index.php/alulum/article/view/1101/713
|
|
Rights |
Copyright (c) 2021 Reni Novita Anggriani Sitompul, Amirudin Amirudin, Iqbal Amar Muzaki
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 |
|