PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK
AGROMIX
View Archive InfoField | Value | |
Title |
PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK
|
|
Creator |
Fuad, Idah Lumahtul
|
|
Description |
Degradasi hutan serta kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri yang terus meningkat sepanjang tahun memungkinkan peluang usaha pembibitan sengon terbuka lebar . Himpitan ekonomi menyebabkan petani cenderung menjual bibit sengon dengan harga murah sehingga efisiensi pemasaran sulit tercapai. Panjangnya saluran pemasaran juga menyebabkan keuntungan yang diterima petani menjadi sedikit. Mengidentifikasi pola pemasaran bibit sengon sehingga di ketahui tingkat efisiensin ya merupakan tujuan penelitian dan sekaligus m enjawab permasalahan yang ditemukan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa masyarakat Desa Kedunglurah telah melaksanakan p emasaran bibit sengon . Sistem pemasaran dianalisis secara deskript if, efisiensi pemasaran dianalisis dengan nilai margin dan share harga . Terdapat 6 pola saluran pemasaran dalam usaha pembibitan sengon di Desa Kedunglurah . Saluran terpanjang terdapat pada saluran pemasaran IV yakni petani --- makelar --- pedagang besar --- pengecer --- konsumen. Panjangnya saluran pemasaran berarti semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat sehingga keuntungan masing - masing lembaga pemasaran semakin kecil. Keuntungan terbesar yang diterima petani dari pemasaran bibit sengon adalah pada saluran I yakni pada saat petani menjual secara langsung kepada konsumen seharga Rp 1.000, - . Margin pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran V dan VI yakni sebesar Rp 750, - . Keuntungan lembaga pemasaran terbesar yaitu Rp 550, - dan Rp 500 a dalah pada saluran V dan VI dimana petani menjual bibit sengon untuk memenuhi pesanen proyek seharga Rp 250, - . Share harga pada masing - masing saluran pemasaran berturut - turut 100%, 90%, 65%, 65%, 25%, 25%. Diketahui bahwa saluran pemasaran V dan VI menunju kkan kondisi pemasaran yang tidak efisien dilihat dari nilai share yang kurang dari 40%. Pola saluran V dan VI tetap dipilih petani dengan pertimbangan kapasitas penjualan yang besar sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ataupun pengemb alian modal pinjaman.
|
|
Publisher |
Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan
|
|
Date |
2015-11-06
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/AGROMIX/article/view/686
10.35891/agx.v6i1.686 |
|
Source |
2599-3003
2085-241X |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/AGROMIX/article/view/686/552
|
|