KEBIJAKAN FISKAL Studi Bentuk Kebijakan Makroekonomi Model Ekonomi Islam
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah
View Archive InfoField | Value | |
Title |
KEBIJAKAN FISKAL Studi Bentuk Kebijakan Makroekonomi Model Ekonomi Islam
|
|
Creator |
Buhari, Ahmad Taufiq
|
|
Description |
This study aims to find out how Islam views and regulates Fiscal policy problems and describes fiscal policy both in terms of conventional economics and Islamic economics, as a manifestation of one of the Islamic economic institutions. The most important goals and functions in the fiscal financial system in Islamic economics is to achieve overall feasibility / prosperity by the realization of the level of employment (full employment) the optimum level of economic growth, socio-economic justice with equitable development outcomes (income), stability Exchange rates so as to enable the medium of exchange to be used as a calculation, reduce the rate of inflation, as well as stability and high economic mobility. If the conventional economy focuses more on fiscal policy on tax collection, imposing excise and subsidy rates, the Islamic economy has designed it far more advanced. Besides these three things are recognized and have been applied with dlaribah, jizyah and ushur, but beyond that other public participation is still found, which on a macro scale will increase state income in aggregate. This form of public participation can be seen in zakat, infaq, wakaf, ghanimah, and kharaj. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Islam memandang dan mengatur masalah kebijakan Fiskal serta mendeskrepsikan kebijakan fiskal baik ditinjau dari ekonomi konvensional maupun ekonomi Islam, sebagai perwujudan dari pada salah satu institusi ekonomi Islam. Adapun tujuan dan fungsi yang paling penting dalam sistem keuangan fiskal dalam ekonomi Islam adalah mencapai kelayakan/kesejahteraan yang menyeluruh dengan terwujudnya tingkat kesempatan kerja (full-employment) tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosio-ekonomi dengan pemerataan hasil pembangunan (pendapatan), stabilitas Nilai Tukar sehingga memungkinkan medium of exchange dapat digunakan sebagai suatu perhitungan, menekan laju inflasi, serta stabilitas dan mobilitas ekonomi yang tinggi. Jika ekonomi konvensional lebih menitikberatkan kebijakan fiskalnya pada pungutan pajak, pengenaan tarif cukai dan subsidi, maka ekonomi Islam telah merancangnya jauh lebih maju. Disamping ketiga hal tersebut diakui dan pernah diberlakukan dengan dlaribah, jizyah dan ushur, namun diluar itu masih ditemukan partisipasi publik lainnya, yang dalam skala makro akan menaikkan pendapatan negara secara agregat. Bentuk partisipasi publik itu tampak dalam zakat, infak, wakaf, ghanimah, dan kharaj. |
|
Publisher |
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAI Uluwiyah
|
|
Date |
2019-06-21
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Artikel Peer-review |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.iaiuluwiyah.ac.id/index.php/maisa/article/view/52
|
|
Source |
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah; Vol 1 No 2 (2018): Oktober; 19-34
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah; Vol 1 No 2 (2018): Oktober; 19-34 2615-5559 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.iaiuluwiyah.ac.id/index.php/maisa/article/view/52/21
|
|
Rights |
##submission.copyrightStatement##
|
|