Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam Mempertahankan Citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam Mempertahankan Citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit
|
|
Creator |
Gofar, Abdul
|
|
Description |
There are two issues to be tested in this paper, namely: (1) What efforts have been made by the Sidoarjo regency government to maintain Tanggulangin's image as the Center for Handicraft Industry Made of Raw Leather in the midst of Lapindo crisis which tends to damage Tanggulangin's image, (2) Sidoarjo regency government in maintaining the image of Tanggulangin as the Center for Handicraft Industry Made of Raw Leather. To uncover the problem thoroughly and thoroughly, a qualitative descriptive method was used to describe facts and data about the efforts of the Sidoarjo Regency Government in maintaining Tanggulangin's image, then the data was critically analyzed with the premise of John S. Nimpoeno, so that the data obtained depth about the strategy of maintaining that image. The results of the study found that (1) the efforts of the Sidoarjo Regency Government to maintain the Tanggulangin image as the Center for Handicraft Industry Made of Raw Leather in the middle of the Lapindo crisis which tended to damage the Tanggulangin image were to intensely promote both through websites, brochures, exhibitions, and mouth to mouth promotions , conduct production management training and organizational training, and improve product quality by holding training and design competitions, as well as assisting tools in the form of computer embroidery machines. (2) Constraints faced by the Sidoarjo regency government in maintaining Tanggulangin's image as the Center for Handicraft Industry Made of Raw Leather, namely the misperception of the public by reporting on the Lapindo mudflow disaster that the Tanggulangin TAS sank, even though the sinking was Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS), but the handicraft industry made of raw leather did not sink and compete with Tanggulangin products with imported products from China. Starting from this study, some suggestions are expected to be taken into consideration for the Sidoarjo Regency Government to pay more attention to Tanggulangin craftsmen to be more advanced and developed, because the Tanggulangin handicraft industry which is made from raw leather also contributed to the positive image of Sidoarjo Regency. In other words, the Tanggulangin handicraft made from raw leather industry is one of the factors that makes Sidoarjo Regency known to the wider community. Ada dua persoalan yang hendak diuji dalam tulisan ini yaitu: (1) Upaya apa yang dilakukan pemerintah kabupaten Sidoarjo untuk mempertahankan citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit di tengah krisis lapindo yang cenderung merusak citra Tanggulangin, (2) Apa saja kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten Sidoarjo dalam mempertahankan citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian digunakanlah metode deskriptif kualitatif yang berguna untuk memerikan fakta dan data mengenai Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mempertahankan citra Tanggulangin, kemudian data tersebut dianalisis secara kritis dengan dasar pemikiran John S. Nimpoeno, sehingga diperoleh data yang mendalam tentang strategi mempertahankan citra tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mempertahankan citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit di tengah krisis lapindo yang cenderung merusak citra Tanggulangin adalah dengan gencar melakukan promosi baik melalui website, brosur, pameran, maupun promosi mouth to mouth,mengadakan pelatihan manajemen produksi dan pelatihan keorganisasian, dan meningkatkan kualitas produk dengan diadakannya pelatihan dan lomba desain, serta bantuan alat berupa mesin bordir komputer. (2) Kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten Sidoarjo dalam mempertahankan citra Tanggulangin sebagai Sentra Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit yaitu kesalahan persepsi masyarakat dengan adanya pemberitaan mengenai bencana lumpur Lapindo bahwa TAS Tanggulangin tenggelam, padahal yang tenggelam adalah Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS), tapi industri tas dan kopernya tidak tenggelam dan persaingan produk Tanggulangin dengan produk impor dari Cina. Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo agar lebih memperhatikan para pengrajin tas dan koper Tanggulangin agar semakin maju dan berkembang, karena bagaimanapun industri tas dan koper Tanggulangin turut memberikan sumbangsih citra positif bagi Kabupaten Sidoarjo. Dengan kata lain, industri tas dan koper Tanggulangin merupakan salah satu faktor yang membuat Kabupaten Sidoarjo dikenal oleh masyarakat luas. |
|
Publisher |
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAI Uluwiyah
|
|
Date |
2018-04-10
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Artikel Peer-review |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournal.iaiuluwiyah.ac.id/index.php/maisa/article/view/17
|
|
Source |
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah; Vol 1 No 1 (2018): April; 16-35
MAISA (Maidah Minassama): Jurnal Ekonomi Syariah; Vol 1 No 1 (2018): April; 16-35 2615-5559 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://ejournal.iaiuluwiyah.ac.id/index.php/maisa/article/view/17/2
|
|
Rights |
##submission.copyrightStatement##
|
|