Masyarakat Madani dan Tantangan Radikalisme
Journal of Islamic Civilization
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Masyarakat Madani dan Tantangan Radikalisme
|
|
Creator |
Fawa'id, Muhammad Rizkon
|
|
Subject |
Radicalism, Pluralism, Islamic Teens, and Madani of Indonesian Society.
Radikalisme, Pluralisme, Pemuda Islam, dan Masyarakat Madani Indonesia |
|
Description |
Today the religious behavior of Indonesian Muslim youth with two different ideological foundations namely Radicalism and Pluralism. Radicalism is the understanding of individuals or groups with ways of thinking, behaving, and rooted behavior or totality in achieving certain goals while pluralism is a way of living by understanding the acceptance of differences, openness of thought and act of respect for others. in Medina at that time, there were still conflicts between groups that never lived. Sometimes some groups make use of religiosity as part of the effort to cover commodities. So that the frame about maintaining public morality and religion still needs to be united in the framework of mutual understanding between each other and helping each other on what the community really needs. The challenge of Islamic groups called fundamentalist, exclusive, and radical is indeed possible to bring Indonesia to a state of society far from civilization and humanity. So that the great potential of Indonesian Muslim youth with a plural attitude will be able to bring Indonesia to the Madani community. This is certainly not as simple as the discourse, but young Indonesian Muslims must be able to become initiators in the midst of a multidimensional crisis in society.
Dewasa ini perilaku beragama pemuda muslim Indonesia dengan dua landasan ideologi yang berbeda yaitu Radikalisme dan Pluralisme. Radikalisme yaitu paham individu atau kelompokdengan cara berpikir, bersikap, dan berperilaku mengakar atau totalitas dalam mencapai tujuan tertenu sedangkan pluralisme adalah cara berkehidupan dengan paham penerimaan perbedaan, keterbukaan berpikir dan bertndak juga menghargai sesama Dapatlah dilihat bahwa potensinya memang besar meunuju masyarakat madani tapi Nampak bahwa permasalahan di madinah kala itu yaitu konflik antar kelompok yang tak kunjung usiai masih terus ada. Terkadang beberapa kelompok memanfaatkan religiusitassebagai bagian dari upaya penyelimutan komoditas. Sehingga frame tentang menjaga moralitas publik dan beragama masih perlu disatukan dalam rangkan saling memahami antar sesame dan saling membantu pada hal yang memang dibutuhkan masyarakat.Tantangan kelompok islam yang disebut fundamentalis, eksklusif, dan radikal memang berkemungkinan membawa Indonesia pada kondisi maysarakat yang jauh dari keadaban dan kemanusiaan. Sehingga pada potensi besar pemuda muslim Indonesia dengan sikap plural akan mampu membawa Indonesia pada masyarakat Madani. Ihktiar ini tentu tak sesederhana wacananya akan tapi pemuda muslim Indonesia harus mampu menjadi inisiator ditengah krisis multidimensional masyarakat. |
|
Publisher |
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
|
|
Date |
2019-10-28
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JIC/article/view/1312
10.33086/jic.v1i2.1312 |
|
Source |
Journal of Islamic Civilization; Vol. 1 No. 2 (2019): History and Social Change; 130-142
Journal of Islamic Civilization; Vol 1 No 2 (2019): History and Social Change; 130-142 2657-1013 2657-1021 10.33086/jic.v1i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JIC/article/view/1312/957
|
|