KEKERASAN SIMBOLIK DALAM CERAMAH GUS NUR
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
View Archive InfoField | Value | |
Title |
KEKERASAN SIMBOLIK DALAM CERAMAH GUS NUR
|
|
Creator |
Sari, Ayu Novita
|
|
Description |
ABSTRAK : Kekerasan simbolik adalah mekanisme representasi, dapat berwujud tekstual, simbol karena visual,wacana atau bunyi. Fenomena soimbolik merupakan gejala yang khas manusiawi. Hanya manusia yang mampu menciptakan dan memaknai kemampuan akal budinya. Karena itu memahami simbol merupakan kerja akal budi.Apakah kekerasan simbolik itu kekerasan simbolik adalah mekanisme komunikasi yang ditandai dengan relasi kekuasaan yang timpang dan hegemonik di mana pihak yang satu memandang diri lebih superior entah dari segi moral, ras, etnis, agama, ataupun jenis kelamin dan usia. Tiap tindak kekerasan pada dasarnya mengadaikan hubungan dan atau komunikasi yang sewenang-wenang di antara dua pihak. Dalam hal kekerasan simbolik hubungan tersebut berkaitan pencitraan pihak lain yang biasa, monopoli makna, dan pemaksaan makna entah secara tekstual, visual, warna contoh, julukan kafir untuk menyebut agama yang berbeda dengan kita. Kita tidak menyebutnya non Kristen. Menurut Kamus Besar Indonesia Kontemporer oleh Drs. Peter Salim dan Yenny Salim, Kafir berarti tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Pengartian ini sendiri merupakan bentuk kekerasan simbolik karena melulu mengacu kepada agama-agama monoteisme Islam, Kristen, Yahudi dan melabelkan agama-agama non-monoteis sebagai Kafir. Tujuan dan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus kekerasan simbolik dalam ceramah Gus Nur tehadap dilingkungan masyarakat sekarang ini.(1)Untuk kekerasan simbolik dalam pembicaraan dan perkataan Gus Nur tersebut.(2)Untuk dampaknya dalam kekerasan simbolik dalam pembicaraan mengatsi pembicaraan Gus Nur menjelekkan nama-nama dalam ajaran agama islam seperti NU, Banser, Ansor.Pendekatan kualitatif ini digunakan karena dalam penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam kondisi terkendali dalam sekarang ini. Data yang dikumpulkan dalah berupa kata-kata, kalimat dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Diselain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti saat sekarang ini.Kekerasan simbolik dalam ceramah Gus Nur merupakan kekerasan simbolik yang dituju pada Sugi Nur Raharja (Gus Nur) menjalani masa menjadi Gus Nur adalah menjadi seorang dakwah atau dalam bahasa kita dalam sehari-hari disebut nama julukannya Kyai. Hari ini dimedia sosial atau dalam sehari hari kita selalu mebahas pertkataan dalam pembicaraan Gus Nur yang menghina NU Ansor dan Banser dalam Fanpagenya di media sosial Sugi Nur Raharja (Gus Nur) memaki Banser dengan Banser, seragammu banser, HATIMU IBLIS. Selain itu Sugi Nur Raharja juga memaki lihat kebobrokan dan NU, Ansor, Banser, Bobrok. NU itu sakit, Banser itu sendiri. Jamaah pertama mempersoalakan konten ceramah Gus Nur yang penuh dengan hinaan, sumpah serapah, dan ujaran kebencian. Menurut jamaah penanya tersebut, bagaimana mungkin kita dapat melandingkan Islam sebagai rahmatan lil alamin kalau penceramahnya hanya menebar hinaan, kebencian, dan menjelek-jelekkan pihak-pihak tertentu.Kata-kata Kunci: Kekerasan simbolik ceramah Gus Nur, bahasa
|
|
Publisher |
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2020-02-03
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://riset.unisma.ac.id/index.php/jp3/article/view/5728
|
|
Source |
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran; Vol 15, No 20 (2020): Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran
2337-6384 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://riset.unisma.ac.id/index.php/jp3/article/view/5728/4957
|
|
Rights |
Copyright (c) 2020 Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
|
|