Record Details

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL DALAM MASYARAKAT MUSLIM TENGGER

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL DALAM MASYARAKAT MUSLIM TENGGER
 
Creator Muhadi, Imron
 
Description Orang Tengger yang beragama Islam masih menganut kepercayaan ngelmu sebagai warisan leluhur mereka. Mereka masih mempercayai hitungan hitungan yang berkaitan dengan hari baik dan hari buruk untuk tujuan tujuan tertentu semisal pernikahan dan sebagainya. Banyak tokoh-tokoh masyarakat muslim Tengger mengatakan bahwa Tengger tidaklah dapat dipisahkan dengan tradisi serta adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun, agama tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan kegiatan kegiatan upacara adat dan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang orang Tengger. Justru dengan melestarikan upacara adat serta tradisi yang ada, masyarakat tengger dapat hidup rukun berdampingan secara damai. Ogoh-ogoh adalah upacara perayaan keagamaan umat Hindu sebelum merayakan hari raya Nyepi. Perayaan Nyepi ditandai dengan tidak adanya aktifitas kegiatan sehari hari dan bahkan lampu penerangan di daerah tersebut dipadamkan untuk beberapa saat (waktu).Kata kunci: nilai-nilai, pendidikan agama Islam, multikulturalisme, tradisi, budaya lokal   The Tengger people who are Muslim still adhere to the belief of ngelmu as their ancestral heritage. They still believe in counts relating to good days and bad days for certain purposes such as marriage and so on. Many Tengger Muslim community leaders said that Tengger cannot be separated from traditions and customs inherited from generation to generation, religion is no longer a barrier to carrying out traditional ceremonies and hereditary traditions inherited by the ancestors of the Tengger people. Therefore by preserving the traditional ceremonies and traditions that exist, the Tengger community can live in harmony side by side in peace. Ogoh-ogoh is a religious ceremony for Hindus before celebrating Nyepi. The Nyepi celebration was marked by the absence of daily activities and even the lights in the area were put out for a period of time.Keywords: values, Islamic religious education, multiculturalism, tradition, local culture
 
Publisher Universitas Islam Malang
 
Contributor DOKTOR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL PROGRAM PASCASARJANA UNISMA
 
Date 2019-08-20
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion

 
Format application/pdf
 
Identifier http://riset.unisma.ac.id/index.php/MULTI/article/view/4756
10.33474/multikultural.v3i2.4756
 
Source PENDIDIKAN MULTIKULTURAL; Vol 3, No 2 (2019): AGUSTUS; 151-160
Jurnal Ijtihad; Vol 3, No 2 (2019): AGUSTUS; 151-160
2686083X
25494317
10.33474/multikultural.v3i2
 
Language eng
 
Relation http://riset.unisma.ac.id/index.php/MULTI/article/view/4756/4293
 
Rights Copyright (c) 2019 PENDIDIKAN MULTIKULTURAL