FORCE MAJEURE DALAM TIDAK DIPENUHINYA PRESTASI PADA PERJANJIAN JUAL BELI OKSIGEN DI MASA COVID-19
Jurnal Hukum dan Kenotariatan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
FORCE MAJEURE DALAM TIDAK DIPENUHINYA PRESTASI PADA PERJANJIAN JUAL BELI OKSIGEN DI MASA COVID-19
|
|
Creator |
Al Juhdi, Muhammad Aby Rafdi
Tarina, Dwi Desi Yayi |
|
Description |
Keadaan pandemi Covid-19 sebagai bencana non alam dan terjadi secara kebetulan, menimbulkan hubungan hukum atas pemenuhan prestasi perjanjian yang mengikat antara dua pihak. Hal demikian membuat permintaan akan oksigen meningkat. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan menganalisis mengenai tidak terpenuhinya prestasi pada suatu perjanjian jual beli oksigen selama masa pandemi yang termasuk ke dalam keadaan memaksa serta akibat hukum dalam penerapan keadaan memaksa dalam perjanjian jual beli oksigen di masa pandemi. Kebutuhan oksigen dalam masa pandemi Covid-19 merupakan suatu kebutuhan pokok atau primer yang penggunaan-nya tidak dapat digantikan oleh barang lain. Metode penelitian ini adalah Normatif Yuridis dilengkapi dengan wawancara dari distributor oksigen dengan kajian dari regulasi serta literatur terkait. Objek penelitian adalah perjanjian jual beli oksigen yang terjadi pada masa Covid-19. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa sesuai Keppres 12/2021, keadaan memaksa relatif dapat dijadikan alasan atas tidak terpenuhinya prestasi pada perjanjian jual beli oksigen pada masa pandemi Covid-19. Akibat hukum keadaan memaksa relatif membuat produsen tidak dapat dituntut ganti rugi dari wanprestasi karena hal tersebut terjadi diluar kendali manusia.Kata-Kunci: Kelangkaan Oksigen, Covid-19, Perjanjian, Keadaan Memaksa.The Covid-19 pandemic is a non-natural disaster that accidentally happened also creates a legal relationship of fulfilment for the binding agreement between the two parties. That makes the demand for oxygen increasing. This research aimed to see and analyze the non-fulfillment of achievements in an oxygen sale and purchase agreement during the Pandemic period which is included in Force Majeure as well as consequences the law in application of circumstances coerced into agreement during the pandemic. The need for oxygen during the pandemic is basic or primary and unable replaced by other goods. Various policies issued by distributors, oxygen suppliers and the government aimed to overcome oxygen scarcity for meeting people's needs, even though still not maximized yet. This research method is Normative Juridical with a review of statute, literature and supported by interviews with oxygen distributors. The object of research is the purchase contract that occurred during the Covid-19 period. This study shows that according to Presidential Decree 12/2021, the relative Force Majeure can be used as an excuse for not fulfilling achievements in the oxygen purchase agreement during the Covid-19 pandemic. The legal consequences of the relative Force Majeure make producers unable to be sued for compensation from defaults because it occurs beyond human control.Keywords: Oxygen Scarcity, Covid-19, Contract, Force Majure
|
|
Publisher |
Universitas Islam Malang
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2022-02-01
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion — |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://riset.unisma.ac.id/index.php/hukeno/article/view/14319
10.33474/hukeno.v6i1.14319 |
|
Source |
Jurnal Hukum dan Kenotariatan; Vol 6, No 1 (2022); 154-166
26557789 25493361 10.33474/hukeno.v6i1 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
http://riset.unisma.ac.id/index.php/hukeno/article/view/14319/pdf
|
|
Rights |
Copyright (c) 2022 Jurnal Hukum dan Kenotariatan
|
|