Punishment menurut Pemikiran Ibnu Shahnun dalam Pendidikan Modern
Al Ulya : Jurnal Pendidikan Islam
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Punishment menurut Pemikiran Ibnu Shahnun dalam Pendidikan Modern
|
|
Creator |
Nihayah, Hamidatun
Habibullah, M. Romadlon |
|
Subject |
education, punishment, Ibn Shanun.
|
|
Description |
Education is part of the process to achieve a goal that is aspired to, namely by making people as beings who have morality and excellence in science. In the process of achieving educational goals there are several learning methods applied in formal, non-formal and informal education including reward and punishment Punishment or punishment in education is one of the ways given to those who violate and must contain educational meaning. With the hope that punishment will be given, students will no longer violate existing rules or norms and be able to make them deter and become better. According to Ibnu Sahnun punishment or punishment given or applied by educators to students must be in accordance with the portion and the terms of the provisions that are positive and educational in purpose. Even asserting very strongly is a big mistake if educators in giving a sentence are based on anger or anger. So what arises is not compassion, but vice versa.
Pendidikan adalah bagian dari proses untuk mencapai sebuah tujuan yang dicita-citakan, yaitu dengan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakhlak dan unggul dalam ilmu pengetahuan, Dalam proses usaha mencapai tujuan pendidikan ada beberapa metode pembelajaran yang diterapkan di pendidikan formal, non formal maupun informal diantaranya adalah reward dan punishment Punishment atau hukuman dalam pendidikan adalah salah satu cara yang diberikan bagi siapa yang melanggar dan harus mengandung makna edukatif. Dengan harapan adanya punishment yang diberikan, anak didik tidak akan lagi melanggar aturan atau norma-norma yang ada serta mampu menjadikan mereka jera dan menjadi lebih baik. Menurut Ibnu Sahnun punishment atau hukuman yang diberikan atau diterapkan oleh pendidik kepada anak didik harus sesuai porsi dan syarat ketentuannya yang bernilai positif dan bertujuan mendidik. Bahkan menegaskan dengan sangat merupakan kesalahan besar apabila pendidik dalam memberikan hukuman didasarkan karena amarah atau kemarahan. Sehingga yang timbul adalah bukan lagi rasa kasih sayang namun sebaliknya |
|
Publisher |
UNU Sunan Giri Bojonegoro
|
|
Date |
2018-08-30
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.sunan-giri.ac.id/index.php/al-ulya/article/view/160
10.36840/ulya.v3i2.160 |
|
Source |
Al Ulya : Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 3 No. 2 (2018): Oktober; 172-181
Al Ulya : Jurnal Pendidikan Islam; Vol 3 No 2 (2018): Oktober; 172-181 2597-6656 2540-8127 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
https://ejournal.sunan-giri.ac.id/index.php/al-ulya/article/view/160/126
|
|
Rights |
Copyright (c) 2018 Al Ulya
|
|