Hubungan Sosial Budaya dengan Sikap Remaja terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan
An-Nas
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Hubungan Sosial Budaya dengan Sikap Remaja terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan
|
|
Creator |
Ermawati, Iit
Hakim, Bawon Nul |
|
Description |
AbstrakPerkawinan usia dini merupakan permasalahan yang masih banyak terjadi di masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Lingkungan dan budaya sekitar remaja yang sering terjadi perkawinan usia dini, dapat menghambat sikap remaja untuk mendewasakan usia perkawinan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan di Desa Sindet Probolinggo. Jenis penelitian yang diterapkan adalah observasional dengan rancang bangun crossectional study. Tempat penelitian ini di Desa Sindetanyar Kabupaten Probolinggo pada bulan Desember tahun 2020 – April tahun 2021 dengan jumlah populasi adalah 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis uji statistik yang digunakan spearman rank. Variabel independen sosial budaya meliputi: ada tidaknya tradisi atau kebiasaan anggota keluarga, teman, atau tetangga sekitar yang menikah kurang dari 21 tahun atau 25 tahun, variabel dependen: sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan. Hasil analisis antara hubungan sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan tidak ada hubungan signifikan (р = 0,329 > ɑ, ɑ=0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan antara sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan di Desa Sindetanyar Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Kata kunci : sosial budaya, sikap, pendewasaan, perkawinan Abstract Early marriage is a problem that still occurs in many communities, especially in the countryside, but it is not denied also in the city, In addition, the environment and culture around adolescents that often occur early marriage can inhibit adolescent attitudes to mature the age of marriage. The aim of the study was to analyze socio-cultural relationships with adolescent attitudes towards maturation of marriage age in the village of sindet probolinggo. The type of research applied is observational with crossectional study design. This research site in the village of Sindetanyar probolinggo regency in December 2020 - April 2021 The population is 50 people. The sampling technique used is total sampling. Data collection using questionnaires, statistical test analysis used by spearman rank variables independent socio-cultural include: Whether or not the traditions or habits of family members, friends, or neighbors who are married for less than 21 years or 25 years, dependant variables: adolescent attitudes towards maturation of the age of marriage. The result of the reflection between socio-cultural relationships and adolescent attitudes towards maturation of the age of marriage is not significant (р = 0.329 > ɑ ɑ = 0.05 ) The conclusion of this study has no relationship between socio-culture and adolescent attitudes towards maturation of marriage age in Sindetanyar Village Besuk District Probolinggo. Keywords : socio-culture, attitude, maturation, marriage
|
|
Publisher |
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2022-02-28
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ojshafshawaty.ac.id/index.php/jikes/article/view/390
10.33006/ji-kes.v5i2.390 |
|
Source |
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan); Vol 5, No 2 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan); 238-243
2579-7913 10.33006/ji-kes.v5i2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ojshafshawaty.ac.id/index.php/jikes/article/view/390/pdf
|
|
Rights |
Copyright (c) 2022 iit ema ermawati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 |
|