KEUNGGULAN BAHASA AL-QUR’AN DI BIDANG SASTRA (AL-BALAGHAH) DALAM PANDANGAN IBN ASYUR
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora
View Archive InfoField | Value | |
ISSN |
2550-0953 2303-3487 |
|
Authentication Code |
dc |
|
Title Statement |
KEUNGGULAN BAHASA AL-QUR’AN DI BIDANG SASTRA (AL-BALAGHAH) DALAM PANDANGAN IBN ASYUR |
|
Personal Name |
Suryani, Khotimah Universitas Islam Darul Ulum |
|
Summary, etc. |
Sejak orang Arab membuka matanya terhadap tekstualitas (al-tsarwah al-bayaniyyah) Al-Qur’an, mereka langsung menimba pati sarinya untuk menuai berbagai mutiara bahasa yang terkandung di dalamnya. Mereka meyakini bahwa mengasah kapasitas kebahasaan (malakat al-bayan) dan usaha untuk menumbuhkan rasa kebahasaan (al-dzauq) tidak akan berhasil kalau tidak mengambil sesuatu dari Al-Qur’an. Maka bahasa dan sastera Arab tumbuh dan berkembang seiring perkembangan studi terhadap bahasa Al-Qur’an. Diantara ulama tafsir yang memiliki passion kajian atas bahasa dan sastera Al-Qur’an adalah Ibn Asyur. Manhaj tafsir yang dibangun adalah menjelaskan keunggulan Al-Qur’an (I’jaz al-Qur’an) dengan perhatian besar pada bahasa dan sasteranya. Dalam tafsir ini ia mengungkapkan beberapa hal, yaitu; keunggulan Al-Qur’an, sastera dan bahasa Arab, gaya bahasa (uslub), serta hubungan (munasabah) antara satu ayat dengan ayat yang lainnya. Dengan mencermati bahasa dan sastera (al-balaghah) dalam Al-Qur’an sebagaimana disebutkan di atas, dalam makalah ini perlu dirumuskan beberapa hal: (1) bagaimana dialektika bahasa Al-Qur’an; (2) bagaimana pengertian ‘ilmu al-balaghah; (3) bagaimana keunggulan Al-Qur’an di bidang sastera (al-balaghah) menurut Ibn ‘Asyur; dan (4) bagaimana tujuan penyusunan ilmu sastera (‘ilmu al-balaghah) menurut Ibn ‘Asyur. Untuk mendapatkan jawaban dari beberapa rumusan masalah di atas, tulisan ini disajikan menggunakan metode deskriptif-analitik. Penyajian data dilakukan secara deskriptif lalu dianalisis, kemudian diakhiri dengan penyimpulan. Dari kajian bahasa dan sastera (al-balaghah) dalam Al-Qur’an menurut Ibn Asyur, dapat ditemukan jawaban bahwa: (1) dialektika bahasa Al-Qur’an tercermin dalam gaya bahasanya (uslub). Gaya bahasa yang ditampilkan bahasa Al-Qur’an berbeda dengan gaya bahasa ungkapan bahasa Arab biasa. Perbedaan ini telah menjadi ciri tersendiri bagi bahasa Al-Qur’an; (2)‘ilmu al-balaghah adalah ilmu yang menjelaskan tentang penyesuaian kalimat antara ungkapan yang dipergunakan dengan keadaan dan tempat audience yang menjadi obyek ungkapan tersebut; (3) menurut Ibn ‘Asyur, bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab yang memiliki derajat sastera (balaghiyyah) berkualitas tinggi dibandingkan dengan bahasa Arab biasa. Karena bahasa Al-Qur’an mengandung makna yang lembut yang memiliki rahasia tersendiri melebihi batas kapasitas bahasa manusia. Menurutnya, para ulama telah melakukan kajian ini untuk melihat nilai sastera dalam bahasa Arab non Al-Quran dengan cara membandingkan dengan bahasa Al-Qur’an. Hasil kajiannya menyatakan bahwa bahasa Al-Qur’an memiliki nilai sastera lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa Arab biasa; dan (4) Tujuan penyusunan ilmu sastera (‘ilmu al-balaghah) sebagai upaya untuk menjelaskan keunggulan bahasa Al-Qur’an dibandingkan dengan bahasa Arab biasa. Tanpa ilmu ini rasanya sulit mendeteksi kadar dan rahasia makna di balik ungkapan sebuah bahasa.
|
|
Publication, Distribution, Etc. |
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan |
|
Electronic Location and Access |
application/pdf http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/1652 |
|
Data Source Entry |
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora; Vol 6 No 2 (2019): Oktober |
|
Language Note |
eng |
|
Terms Governing Use and Reproduction Note |
##submission.copyrightStatement## |
|